Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Kita Dihadapkan Pilihan

1 April 2018   22:58 Diperbarui: 1 April 2018   23:06 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kadangkala apa yang kita pikir sudah.  Ternyata belum selesai.  Kita harus menyelesaikannya segera. Supaya antrian panjang masalah yang belum selesai bisa mulai disudahi. 

Jika terlambat, maka kita akan jatuh dengan kepala yang pengap.  Merangkak-rangkak mencari jalan keluar.  Kalau ketemu kita berjingkrak kesurupan.  Kalau tidak kita pasti mengulum kegelapan.

Masalah pasti bermunculan setiap hari.  Mungkin ban motor bocor sementara kita harus segera setor.  Mungkin dompet kita kosong sementara ini sudah lewat pukul satu siang.  Mungkin kita terlambat mengejar kereta karena lupa stasiun ada di mana.

Saat hujan di jalanan.  Ada dua pilihan.  Berhenti di halte agar tidak kebasahan.  Atau melanjutkan perjalanan dengan beberapa keuntungan.  Ini adalah contoh bagaimana masalah dicarikan jalan keluar.  Bukan lantas termangu dan batal mengeluarkan kendaraan hanya karena mendung mulai menghitam.

Bogor, 1 April 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun