Brengsek! Ujarku pelan sambil terus mengamati televisi. Â Banyak pejabat tertangkap tangan sekarang. Â Aku harus hati-hati. Â Sebentar lagi masa jabatanku habis dan akan ada pemilihan lagi. Â Aku tak mau kehilangan kejayaan dan kekayaanku dengan masuk bui.
Aku harus menghubungi orang-orang kepercayaanku. Â Aku mau mereka segera membersihkan pembukuanku. Â Aku sudah membuat jaring laba-laba untuk rekeningku. Â Sungguh sulit jika mereka mau menelusuri itu uang apa dan darimana. Â Toh aku juga seorang pengusaha.
Aku harus mengeluarkan zakat bagi semua uangku. Â Aku berharap itu membersihkan noda-noda pada angka yang kuperoleh dari dusta dan rencana. Â Tuhan juga pasti tahu. Â Aku adalah hartawan sekaligus dermawan. Â Pastilah ada malaikat yang ditugaskan untuk menjagaku dari mata jahil yang mengincarku.
Aku tahu aku bersekutu dengan setan dan menyekutukan Tuhan. Â Tapi memang gampang sekali bersekutu dengan setan. Â Tak perlu perjanjian. Â Cukup perpanjang akal dan simpan hati di tempat paling tersembunyi. Â Berikutnya, lupakan Tuhan!
Tapi setiap hari aku juga menjalankan perintah Tuhan. Â Aku rajin sembahyang. Â Bahkan aku selalu ke mesjid. Â Mesjid terbesar di kotaku. Â Di sana aku bisa terlihat oleh para pemilihku. Â Kadang-kadang aku juga berkutbah. Â Menyerukan kepada mereka agar mendekatkan diri kepada Tuhan dan kepada para pemimpin yang rajin sembahyang.
Tak terhitung lagi aku pergi ke panti asuhan. Â Aku anggap anak-anak yatim piatu itu anak-anakku. Â Aku elus kepala mereka lalu aku nampakkan bahwa aku berkaca-kaca. Â Aku lalu perintahkan perbaiki rumah yayasan ini, bantu panti itu, sumbang pesantren itu. Â Tentu saja aku membawa serta semua crew kamera televisi dan semua media pendukungku.
Apakah aku cinta pada negaraku? Â Tentu saja! Â Cobalah buka mata lebar-lebar. Â Di setiap Senin aku membaca ikrar kemerdekaan. Â Pada upacara-upacara hari besar kemerdekaan dan pahlawan, aku selalu terdepan untuk mengatakan; jangan tanya apa yang bisa diberikan negara kepadamu, tapi tanyakan apa yang bisa kau berikan untuk negaramu. Â Aku tahu aku hanya mengutip itu. Â Tapi setidaknya aku sudah terlihat berjiwa besar dengan mengatakan itu.
------
Brengsek! Â Kutu-kutu busuk yang aku pelihara mulai bicara. Â Mereka mengatakan aku punya harta di mana-mana. Â Mulut mereka yang berliur busuk mulai menguarkan kebusukan yang aku ajarkan kepada mereka.Â
Mereka katakan aku selalu minta upeti jika ingin proyeknya aku tandatangani. Â Mereka bilang kalau aku mempunyai pundi-pundi di luar negeri. Â Mereka tak lupa bicara jika aku menilap uang negara. Â Benar-benar brengsek! Â Tak tahu diuntung. Â Kalau tidak ada aku, mereka juga hanya cecunguk buntung.
Gusti, dimana aku letakkan prasasti tentang janji yang aku ucapkan saat aku dilantik dulu. Â Barangkali ini bisa menyelamatkan aku. Â Mungkin mereka masih tidak sadar dengan basa basiku. Â Bisa saja mereka masih percaya kepadaku karena aku disumpah di bawah kitab Tuhan.Â