Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Serumu Kepadaku

15 Februari 2018   12:59 Diperbarui: 15 Februari 2018   13:06 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berhentilah bermain-main dengan hujan, bulan dan bianglala!

Saatmu sekarang membukukan tulisan tentang danau, jura dan serigala

Hujan sudah berhenti

Bulan belum purnama

Bianglala sedang menutup tangganya

Danau butuh perhatian dan asa

Jura berakhir dengan membunuhi raksasa

Serigala melolong kelaparan karena hutannya tersapu masa

Serumu kepadaku; Kini waktunya kau menipiskan jarak dengan larimu yang membabi buta.  Bayangan tubuhmu tertinggal jauh di belakang.  Bisa tersesat jika kau tak segera memberinya jalan.

Aku tak mampu balik berseru kepadamu.  Setiap kali aku menulis namamu di batu-batu, tunggang langgang aku harus mencintaimu.  Ketika aku memberi judul puisi tentangmu, roboh membelasah semua simpanan rinduku.

Berteriak saja lah aku kepadamu.  Meneriakkan janji-janji di prasasti yang aku pahat saat bermimpi.  Mengenai bumi yang mencari keseimbangan diri.  Juga tentang kasih sayang yang dituang bersamaan dengan cucuran hujan ke pelimbahan.

Jakarta, 15 Februari 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun