Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat Ketujubelas untuk Melati

14 Februari 2018   16:40 Diperbarui: 14 Februari 2018   16:45 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku sedikit terburu-buru.  Serasa ada berbutir peluru mengejarku.  Padahal aku sedang tidak siap untuk berlari.  Tenagaku habis tadi untuk mencerca sunyi.

Hari ini jangan lupa kau berkabar berita.  Titipkan pada secawan sisa hujan.  Aduk bersama kebenaran.  Sesungguhnya bagaimana kau berkasih sayang.

Aku telah sampai di Tugu Kujang.  Memandangi kejayaan Pajajaran.  Di hulu tajamnya yang menunjuk langit.  Ada Siloka Sunda puteri yang hati dan tubuhnya terluka.  Atas nama harga diri dan cinta.

Gerimis kecil ini membawa pesan yang besar.  Dari perbatasan siang kepada senja;

Sundut bara pada obor yang tak mau menyala.  Menggunakan kekuatan jiwa dari kawah Candradimuka. 

Jakarta, 14 Februari 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun