Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gambaran Sore yang Kesakitan

6 Februari 2018   18:35 Diperbarui: 6 Februari 2018   18:48 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bunyi ketukan beberapa kali terdengar oleh telinga senja.  Ketukan yang dibawa oleh angin barat yang sedang didesak musim.  Ketukan kematian bagi para narapidana pembuat kekacauan cuaca.  Beginilah gambar sore hari yang berhasil direkam oleh mata hati yang peduli.

Siluet tipis merah membayangi datangnya malam.  Merahnya terlihat sangat kesakitan.  Dilukai oleh sengatan bisa asap pabrik-pabrik dan mesiu yang terbakar.  Malah setelahnya disirami cuka yang meleleh dari dengusan tak peduli manusia-manusia barbar.

Ini bukan musim yang sedang ramah.  Terlebih lagi amarah sedang tergelincir di mana-mana.  Di tempat para mucikari memperjualbelikan harga diri.  Di gudang beras yang sebagian bulirnya sengaja dicuri.  Di pelelangan ikan yang cuma bisa menjual ikan berduri.

Tak usah menunggu hingga musim menjadi ramah.  Jadwal pergantian masih lama.  Paling penting adalah mengurangi rasa lelah.  Agar bisa bertahan hingga langit berubah warna.

Jakarta, 6 Februari 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun