Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta Semata Kaki

21 Januari 2018   08:47 Diperbarui: 21 Januari 2018   08:56 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lumpur ini membekap kaki

Balasan atas kasih tanah kepada orang-orang yang mengasihi bumi

Memberi kehangatan yang lama terlupakan

Layaknya sapaan bulir-bulir padi kepada para puan dan tuan

Kaki ini mendekap lumpur

Mengingatkan bahwa jangan pernah lupa berkumur

Setelah mulut berkubang khilaf

Dan hati bermohon maaf

Belum tentu yang terlihat kusam itu kotor

Belum tentu yang nampak kotor itu kelam

Seperti malam, gelapnya sanggup membuai kelelahan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun