Ada yang sedikit berbeda pagi ini. Â Bukan karena tahun telah berganti. Â Namun karena angin mendatangiku dari arah belakang. Â Meniup telingaku dan terbata-bata berkata;
"luruh jiwaku melihat seorang wanita menuliskan sajak tentang cinta yang belum sepenuhnya dimilikinya. Â Bisakah kau membalasnya dengan puisi yang menguatkan seperti gunung-gunung menguatkan tanah Jawa?"
Aku memperbaiki caraku berdiri. Â Kata-kata itu mengusik pagiku yang sedang disiram segelas kopi;
"cinta itu telah dimiliki seutuhnya. Â Hanya saja wanita itu belum menyadari bahwa kekuatannya telah setara dengan bom Nagasaki dan Hiroshima. Â Mungkin karena dia belum meledakkan tempurung di kepala sepenuhnya"
Aku dan angin lalu bersirobok mata. Â Sama-sama sepakat mengirimkan pesan kepada si wanita.Â
"Ini kami beri badai kecil setajam belati. Â Kupas habis abu-abu yang masih tersisa di hati"
Bogor, 1 Januari 2018