Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Memandang Ruang Kosong

4 Desember 2017   16:12 Diperbarui: 4 Desember 2017   16:28 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau menyingkirkan angin yang berlalu di hadapanmu.  Sekaligus juga kau tepis cahaya yang mencoba menabrak matamu.  Kau sedang memusatkan pikiran pada kosong yang memenuhi ruang.  Kosong yang menjatuhkan kenangan berulang-ulang.

Kau berusaha memilih dan memilah.  Kenangan mana yang hendak kau wujudkan menjadi piala.  Lalu kenangan mana yang akan kau jahit menjadi prasasti.

Kau memastikan kosong itu tetap ada sebelum menengok keluar jendela.  Ada wangi berusaha menerobos masuk.  Melalui celah-celah mimpi yang kau rajut ribuan hari.  Kau ingin kosong itu terisi.  Keping-keping janji matahari kepada bumi.  Yaitu kehangatan tiada henti.

Bogor, 1 Desember 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun