Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Air Mata

25 Oktober 2017   07:32 Diperbarui: 25 Oktober 2017   07:40 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Air mata adalah semacam peta.  Di mana terletak duka, di mana bahagia berada.  Setiap butirnya yang menetes bisa bercerita.  Setiap butirnya bisa berbeda warna.  Keruh saat hati sedang melepuh.  Bening ketika hati sedang menandai hening.

Petanya dibuat dalam skala besar.  Airmata mempunyai arti yang sangat besar jika diperuntukkan hal-hal yang besar.  Namun airmata juga bisa tak berarti apa-apa hanya karena ditumpahkan untuk hal-hal yang sama sekali tidak benar.

Bertaruh kepada airmata mana yang layak untuk disebut sebagai sebenar-benarnya airmata, adalah pertaruhan yang mudah ditebak pemenangnya. 

Jika airmata terseret jatuh oleh peperangan, anak-anak menjadi yatim piatu, remaja-remaja tak tahu buku serta hanya tahu magazin dan peluru, maka di situlah letak sebenarnya airmata itu.

Jika air mata mendanau di sebuah kota yang disesaki gedung-gedung tinggi, tikar dan kelambu dari kardus bekas dan daun-daun bambu, orang-orang lapar dan atau penyakitan maupun bisu sebab tak mampu, lalu orang-orang besar bertangisan sambil menyembunyikan hitung-hitungan suara pemilu, maka di sanalah letak airmata yang tak perlu.  Jangan sekali-kali pertaruhkan diri di situ.

Jika air mata membentuk sebuah sungai di pipi keriput seorang perempuan yang sedang mendo'akan anaknya agar berguna selalu, maka inilah arti air mata yang sesungguhnya dari seorang ibu.

Jakarta, 24 Oktober 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun