Untuk berani melampaui batas kenyataan. Â Aku telah menyiapkan batu nisan. Â Tak bertuliskan nama. Â Hanya kalimat yang terdiri dari beberapa kata; Â Ini adalah upacara sederhana untuk penghormatan terhadap pemakaman kata.
Aku yakin cibir dan nyinyir akan ramai-ramai mengutukku. Â Lelaki tak tahu apa apa yang meramalkan batas kenyataan di luar nalar. Â Seolah membangun benteng Alamo tanpa sedikitpun ada peperangan datang.
Aku katakan dengan tegas aku sedang berada di batas. Â Antara kenyataan dan khayalan. Â Aku berdiri di sini untuk memastikan keberanianku melewati semua batas. Â Karena mencari dan memilikimu sama saja dengan menaklukkan khayalan.
Aku selalu bersedia untuk itu. Â Karena kau adalah cintaku.
GA 183, 19 Oktober 2017