Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Kalimatku Berlumut

16 Oktober 2017   07:23 Diperbarui: 16 Oktober 2017   08:44 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setelah aku merenungi sekian lama

Aku sadar bahwa kalimatku berlumut

Mengendapi batu-batu

Memanjat tebing tempat dingin menyanyikan salju

Kalimatku juga menjadi liana

Memeluk erat tubuh Rasamala

Menuju jatuhnya sinar matahari

Di sanalah daun berisi kata-kata memerlukan cahaya

Jika lumut dari kalimatku menjumpai panas berlipat-lipat

Mengering lalu terbakar dan berasap

Biarkan asapnya menjadi awan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun