Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Aku Pinang Kau di Pertigaan Malam

14 Oktober 2017   12:08 Diperbarui: 14 Oktober 2017   12:12 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Begitu waktu membuka ruang di sepertiga akhir malam.  Ketika do'a-doa dari segala penjuru tengah beterbangan.  Aku pinang kau saat itu. Melalui sunyi yang terus-terusan bergelombang.  Mengendarai surai angin dingin.  Hanya sedikit dihangatkan cahaya kunang-kunang.

Aku pinang kau untuk mendampingiku menuntun hati.  Menuju perhentian berikutnya yang bertanda jangan berhenti.  Memang banyak hal bergelung di kegelapan.  Tapi itu bukan ancaman.  Itu hanya ketakutan yang tersamarkan kelam.

Aku pinang kau untuk menguliti ayat-ayat suci.  Bukan untuk mengambil hati.  Tapi agar kita berusaha mencintai.  Dzat yang sanggup meniupkan ruh.  Dzat yang juga mudah membuat kita runtuh.

Aku pinang kau untuk bersama-sama menggugah hening.  Mengaduk rasa pahit dan manis menjadi bening.  Melepaskannya di udara laksana burung dara.  Menuliskan pesan sederhana, kau bisa berjumpa pertigaan malam yang sesungguhnya, jika kau tak menobatkan tidur menjadi raja.

Bogor, 14 Oktober 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun