Begitu waktu membuka ruang di sepertiga akhir malam. Â Ketika do'a-doa dari segala penjuru tengah beterbangan. Â Aku pinang kau saat itu. Melalui sunyi yang terus-terusan bergelombang. Â Mengendarai surai angin dingin. Â Hanya sedikit dihangatkan cahaya kunang-kunang.
Aku pinang kau untuk mendampingiku menuntun hati. Â Menuju perhentian berikutnya yang bertanda jangan berhenti. Â Memang banyak hal bergelung di kegelapan. Â Tapi itu bukan ancaman. Â Itu hanya ketakutan yang tersamarkan kelam.
Aku pinang kau untuk menguliti ayat-ayat suci. Â Bukan untuk mengambil hati. Â Tapi agar kita berusaha mencintai. Â Dzat yang sanggup meniupkan ruh. Â Dzat yang juga mudah membuat kita runtuh.
Aku pinang kau untuk bersama-sama menggugah hening. Â Mengaduk rasa pahit dan manis menjadi bening. Â Melepaskannya di udara laksana burung dara. Â Menuliskan pesan sederhana, kau bisa berjumpa pertigaan malam yang sesungguhnya, jika kau tak menobatkan tidur menjadi raja.
Bogor, 14 Oktober 2017