Mohon tunggu...
Miltu Takin
Miltu Takin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Travel & Chill

Pengelana Kehidupan dan Berbagi Kisah

Selanjutnya

Tutup

Money

Warga Miskin Melonjak di Masa Pandemi, Bank Dunia Memaparkan Skenario Kebijakan Atasi Kemiskinan

22 Oktober 2021   15:35 Diperbarui: 22 Oktober 2021   15:37 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: pexels.com

Memasuki tahun 2021, pelemahan masih berlanjut pada kuartal I 2021 yakni -0,74%, namun pada kuartal II 2021 membaik menjadi 7,07% secara tahunan (year on year/yoy).

Salah satu dampaknya adalah meningkatnya kredit macet akibat ketidakmampuan nasabah membayar kredit. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) perbankan selalu berada di atas tiga persen sejak Mei 2020, sedangkan nilai kredit perbankan mengalami penurunan. 

NPL perbankan pada April 2021 sebesar Rp176,48 triliun atau 3,22% dari total kredit yang dikucurkan, yakni Rp5.482,17 triliun. 

Meski demikian, sebenarnya pemerintah sudah melakukan upaya untuk membantu masyarakat bertahan selama pandemi. Salah satunya, pemerintah merealisasikan program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Pada 2020, pemerintah menganggarkan Rp695,2 triliun untuk penanganan pandemi Covid-19 dan jaring pengaman sosial. Jumlah ini bertambah pada 2021 menjadi Rp744,77 triliun.

Skenario Bank Dunia

Bank Dunia pun mengakui, pandemi Covid-19 telah meningkatkan jumlah masyarakat miskin dan semakin memperlebar jurang antara si kaya dan si miskin. 

Oleh karenanya, Bank Dunia mengeluarkan dua skenario mengenai tingkat kemiskinan bagi negara Asia Timur dan Pasifik, termasuk Indonesia. Skenario ini memberikan gambaran tentang tingkat kemiskinan bila suatu negara menerapkan salah satu kebijakan dari yang progresif atau regresif. 

Skenario kebijakan progresif berarti ada perlakuan adil yang menguntungkan mereka yang berpendapatan tinggi dan mereka yang berpendapatan rendah. 

Dengan adanya kesetaraan, menurut Bank Dunia, mampu memperbaiki pendapatan rumah tangga bagi lima kelompok masyarakat termiskin hingga mencapai kelayakan. Misalnya, rumah tangga paling miskin mendapat 1,33 kali dari rata-rata pendapatan per kapita saat itu.

Dengan demikian, jumlah masyarakat yang tetap berada di zona aman alias tidak masuk ke zona rentan miskin atau menjadi miskin, bisa tumbuh hingga 4,6% poin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun