Mohon tunggu...
Milna Ristiawansyah
Milna Ristiawansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Anything can happen as long as we believe.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sound of Borobudur: Bunyikan Kembali Alat Musik Abad Ke-8 oleh Generasi Muda Bangsa Indonesia

16 Mei 2021   22:20 Diperbarui: 16 Mei 2021   22:22 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Candi Borobudur merupakan salah satu warisan yang paling berharga di Indonesia, candi borobudur merupakan candi Buddha terbesar di dunia. Candi borobudur ini dibangun dengan gaya Mandala, candi Borobudur mencerminkan alam semesta dalam kepercayaan agama Buddha. Candi Borobudur ini merupakan bangunan yang sangat megah, candi Borobudur ini merupakan Wonderful Indonesia yang manarik dimata dunia sehingga candi Borobudur ini dijadikan warisan budaya dunia oleh UNESCO.

Menurut catatan sejarah candi ini dibangun pada abad ke-8 dan abad ke-9 sekitar tahun 800 masehi pada pemerintahan dinasti syailendra. Kompleks candi Borobudur ini berbentuk piramida tanpa atap yang terdiri dari 10 berurutan ke atas, bermahkotakan sebuah kubah berbentuk genta besar. candi Borobudur juga merupakan gabungan stupa dan gunung yang menjadi mahakarya arsitektur dan sni monumental Budhhisme dan juga candi Borobudur ini menjadi contoh luar biasa dari seni dan arsitektur Indonesia dari masa awal abad ke-8.

Pada candi Borobudur ini terdapat stupa yang dikelilingi oleh tiga barisan 72 stupa berlubang yang didalamnya terdapat arca Buddha yang tengah duduk bersila, sementara itu pada bagian dindingnya dihiasi dengan 2.672 relief yang menggambarkan kehidupan masyarakat pada masa itu.

Tidak banyak yang tahu bahwa direlief candi Borobudur terdapat alat-alat musik serta kesenian pada abad-8, sehingga banyak orang-orang yang menyebutkan bahwa Borobudur pusat musik dunia. Candi Borobudur ini memiliki banyak relief salah satu diantaranya adalah relief Karmawibhangga yang melukiskan gambaran kehidupan sehari-hari masayarakat Jawa kuno, termasuk aktifitas kesenian, baik kesenian musik maupun seni tari. Lebih dari 10 panel relief Karmawibhangga yang menggambarkan penggunaan 4 jenis alat musik yaitu jenis alat musik idiophone yaitu seperti kentongan dan kerincingan, jenis membraphone yaitu seperti gendang dan kentingan, jenis alat musik chardophon yaitu seperti dawai atau senar petik dan gesek, dan juga jenis alat musik tiup atau aerophone seperti seluling dan terompet.

Gagasan Sound of Borobudur pertama kali lahir pada pertengahan Oktober 2016, dalam rangkaian kegiatan Borobudur Culture Feast yang meliputi aktivitas "Sonjo Kampung" dan selebrasi pentas seni budaya di lima panggung. Saat itu jaringan Nusantara yang terdiri dari Trie Utami, Rully Fabrian, Redy Eko Prastyo, KRMT Indro Kimpling Suseno, dan Bachtiar Djanan, sedang berdiskusi mempelajari literatur relief Karma wibhangga. Pada literatur tersebut ditemukan alat musik di relief Karmawibhangga yang bentuknya cukup jelas. Lalu bergulirlah gagasan untuk dapat mengahadirkan dan membunyikan kembali alat-alat musik yang ada direlief candi borobudur tersebut, pada akhirnya tercetuslah Sound of Borobudur.

Sound of Borobudur merupakan sebuah movement atau gerakan yang bersumber dari gagasan untuk membunyikan kembali berbagai alat musik yang yang terdapat pada relief-relief candi borobudur, dan menjadi bukti kebesaran peradaban leluhur bangsa Indonesia yang telah mendunia.

Sound of Borobudur ini menurut saya sangat bagus sekali untuk mendorong generasi muda dalam melakukan atau menciptakan seni musik untuk dapat menjadi pematik dalam membangun kebanggan bangsa Indonesia terhadap kekayaan budaya leluhur sekaligus juga untuk memberikan dampak positif untuk anak muda untuk tetap dan terus berkarya memainkan seni musik pada abad ke-8 yang terdapat di relief candi Borobudur.

Dengan adanya Sound of Borobudur ini mendorong anak muda yang kreatif dan mempunyai potensi untuk ikut berkarya dan memainkan kembali alat musik abad ke-8 atau bahkan untuk mengenalkan pada dunia tentang kekayaan budaya Indonesia. Jadi menurut saya Sound of Borobudur ini sangat bagus sekali untuk anak muda pecinta seni musik untuk berpartisipasi dalam membangun bangsa Indonesia terhadap kekayaan budaya leluhur. Apalagi jika event Sound of Borobudur ini selalu diadakan dan mengajak anak-anak muda untuk berpartisipasi dalam event Sound of Borobudur ini yaitu dengan mengajarkan anak muda memainkan alat musik yang terdapat di relief candi Borobudur, pasti banyak sekali orang-orang yang tertarik untuk berpartisipasi.

Alangkah lebih baiknya perbanyak lagi event Sound of Borobudur dengan mengajak orang-orang atau anak-anak muda untuk ikut berpartisipasi memainkan alat musik yang ada direlief candi Borobudur, atau bisa juga dengan merekrut anak-anak muda untuk belajar memainkan alat-alat musik abad ke-8 lalu misalnya dengan 504 anak yang memainkan alat musik tersebut lalu stelah itu dipertontonkan kepada masyarakat luas, sehingga orang-orang akan tertarik dengan alat-alat musik yang ada direlief candi Borobudur, ataupun bisa juga dengan berkolaborasi dengan penyanyi atau artis-artis yang mempunyai jiwa seni supaya menghasilkan kolaborasi yang menarik dan juga unik yang membuat masyarakat ataupun anak muda akan tertarik pada alat musik abad ke-8.

Ayooo kita bunyikan kembali alat musik abad ke-8 oleh genrasi muda masa kini yang mempunyai potensi serta jiwa kreatif untuk membangun kebanggaan bangsa Indonesia terhadap kebudayaan leluhur supaya memberikan dampak positif untuk negeri ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun