Mohon tunggu...
K-Mila Tan
K-Mila Tan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Emosi dan Temperamen Anak

13 September 2018   14:30 Diperbarui: 13 September 2018   14:59 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sering kali sebagai orang awam kita mendengar istilah "Emosi" dan "temperamen", agar kita tidak salah paham akan kedua istilah tersebut sebaiknya kita mengetahui pengertian kedua istilah itu.

Menurut Wiyani (2014) Perlu diperhatikan bahwa emosi merupakan luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu yang singkat.

Ada juga pengertian lain dari emosi yaitu perasaan yang melingkupi seorang pada suatu waktu contohnya seperti marah, senang, benci, sedih, gembira, kecewa, takut, cemas, dll.

Sedangkan temperamen adalah gaya prilku seseorang dan cara khasnya dalam memberi tanggapan, atau lebih sederhananya kita menyebutnya sebagai kepribadian.

Bicara mengenai emosi dan temperamen bagi para orang tua perlu disadari bahwa pola asuh kita sangat berpengaruh pada perkembangan sosio emosional anak.

Masih sering kita jumpai banyak orang tua yang terkadang lalai dalam mengasuh anak-anaknya,terkadang ada yang seakan-akan tidak peduli, ada pula yang yang sangat mengekang anaknya.

Menurut Baumrind dalam santrock (2002) beliau mengungkapkan bahwa pola asuh orang tua sangat mempengaruhi perkembangan tempramen anak usia dini dan dia membagi konsep pola asuh orang tua menjadi empat bagian yaitu pola asuh otoriter, pola asuh permisif,pola asuh penelantaran,dan asuh pola demokrasi. Pola asuh yang demikian sering kita jumpai disekitar kita dan setiap orang tua pasti punya cara sendiri untuk mengasuh anak-anak mereka.

Pola Asuh Otoriter

Pola asuh ini menuntut anak agar patuh dan tunduk kepada perintah kita dan agak mengekang anak namun tidak serta merta memanjakan anak begitu saja mereka juga di biasakan hidup mandiri.

Menurut saya pola asuh yang seperti ini kurang efektif dalam menunjang perkembangan sosio emosional anak sehingga akan berimbas pada emosi dan tempramen anak yang kurang baik.

Semisal jika kita mempunyai anak yang seorang aktifis organisasidan pastinya anak tersebut dituntut untuk meluangkan waktunya di organisasi tersebut, dan resikonya pasti anak tersebut jarang dirumah,pulang telat,dll sedangkan sebagai orang tua kita punya aturan dan batasan-batasan kapan anak harus pulang, dan jika anak melakukan kesalahan pasti kita sudah marah besar karna sudah melanggar peraturan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun