Ketika kita disuruh untuk memutuskan hubungan antar manusia atau sering kita sebut dengan hablum minannas mungkin kita tidak akan bisa berfikir haruskah benar-benar kita putuskan dan meninggalkannya. Sedangkan saat dia menyuruh kita pergi dan jangan mendekatinya, dalam hatinya yang paling dalam dia sangatlah membutuhkan seseorang yang menemaninya dan menyemagatinya. Dia sedang sakit keras. Lantas aku sebagai temanmu ingin sekali menemanimu sampai sembuh. Tapi kau malah mengusirku kau takut merepotkanku. Tapi jujur aku senang direpotkan olehmu semoga lelah ini menjadi lillah.
Aku ikhlas kawan kau tak perlu takut. Aku siap memelukmu saat kamu sudah tak tahan lagi menahan sakit yang kamu rasakan. Aku siap menjadi peganganmu saat kaki-kakimu mulai lemah dan tidak bisa lagi menopangmu untuk berdiri. Tapi jangan suruh aku untuk menjauhimu. Aku tau sakit yang kamu rasakan itu begitu parah hingga kamu tak punya semangat untuk hidup. Lampiaskan semua kekesalan dan kekecewaanmu atas vonis penyakit yang menimpamu. Kamu jangan pernah berfikir macam-macam kamu pasti sembuh.
Kita yang sudah sekian lama hidup bersama, tapi kamu masih ragu dan tidak mau mengatakan penyakit yang kamu derita. Sejak kamu mengidap penyakit itu aku merasa kehilanganmu seutuhnya. Senyum itu,canda tawa itu, alunan musik dari gitar yang kamu mainkan aku rindu semuanya. Kamu tiba-tiba kehilangan semangatmu untuk menjalani hidup. Padahal kamu punya mimpi yang belum sempat kau wujudkan.
Semula kita memang hanya sebatas teman tapi setelah mengenalmu dan menjalani semuanya besama-sama kita sudah seperti saudara. Cobalah terbuka sedikit kepadaku apakah kamu lupa dengan semua kebersamaan kita. Aku ingin menjadi pelipur laramu agar kamu tidak terbebani dengan semuanya. Tuhan tolong sembuhkan dia. Apapun yang terjadi angkat semua penyakitnya. Kembalikan dia seperti dulu.