Mohon tunggu...
Millah Nur Chanifah
Millah Nur Chanifah Mohon Tunggu... Lainnya - learner

Compilation of thought

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

7 Cicilan Saat Kuliah agar Cepat Kerja Setelah Wisuda

6 Desember 2019   21:07 Diperbarui: 7 Desember 2019   05:39 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mahasiswa lulus kuliah. (Sumber: shutterstock via kompas.com)

Suka sebel ga sih, jadi mahasiswa semester akhir yang sering ketar ketir karena diphp dosen pembimbing?Atau pernah merasa desperate sama skripsi journey yang penuh lika liku? and btw, kapan lulus? Well, take your deep breath.

Sebagian besar mahasiswa pasti pernah merasakan stuck terhadap vibes semester akhir, kecuali yang emang bener-bener passionate kali ya dengan studinya. Sebagaimana nasehat salah satu dosen bijak, semua pasti ada waktunya, skripsi pasti akan selesai juga.

Anyway, ada lho hal yang jauh lebih penting untuk dipikirkan. Setelah lulus nanti, kamu mau kemana?

Ada sebuah fakta yang cukup mengagetkan dari data statistik  BPS yaitu tingkat penggangguran terbuka (TPT) per-Februari 2019 berjumlah 6,82 juta orang. Yang mengejutkan adalah 25%nya disumbang oleh lulusan Sarjana. Berbeda dari lulusan SD, SMP, maupun SMA yang justru turun 3.6 sampai 25%. 

BPS menguraikan analisis beberapa faktor penyebab naiknya jumlah pengangguran S1 di antaranya disebabkan oleh terbatasnya lowongan kerja, keterampilan  job seeker yang tidak match dengan kebutuhan industri, serta ekspektasi job seeker yang terlalu tinggi terhadap penghasilan maupun status pekerjaan.

Sayangnya, sedikit sekali dari kita yang menyadari fakta ini sejak awal masuk kuliah. Kebanyakan justru terlalu fokus pada studinya, atau bahkan malah terlalu santai menjalani hari-hari perkuliahan. 

Tuntutan minimum IPK sering dianggap tolok ukur utama kesuksesan mahasiswa, sehingga membuat sebagian dari kita terlalu perfectionist, atau sebagian lagi justru menyepelekannya. 

Seperti banyak advise yang disampaikan pada berbagai kuliah umum, keberhasilan kita pada collegue life akan menjadi tiket emas menuju kesuksesan. 

"Faktor penyebab naiknya jumlah pengangguran S1: dari terbatasnya lowongan kerja hingga kurangnya keterampilan  job seeker."

Berikutnya setelah lulus, dan hal itu sangat tergantung pada bagaimana self management kita dalam memaksimalkan waktu dan tiap kesempatan yang hadir. Jadi, apa saja yang harus dicicil dimasa kuliah?

1. Put more attention to your CV, Resume, and Cover Letter
Nah lho. Apa sih yang dimaksud Curriculum Vitae, Resume, dan Cover Letter itu? Sebelum benar-benar menjadi seorang job seeker, mahasiswa harus sudah mulai terbiasa dengan istilah-istilah yang nantinya akan sering muncul dihalaman persyaratan lowongan kerja.

Mengutip dari halaman karir kampusunj.com, CV adalah daftar riwayat hidup yang berisi biodata, riwayat pendidikan, pengalaman, prestasi, maupun pengalaman kerja yang kamu miliki.

Cover Letter biasanya berisi surat lamaran yang menjelaskan lebih detail alasan kita untuk melamar posisi tersebut beserta alasan mengapa kita layak untuk dipertimbangkan, sedangkan resume biasanya merupakan kombinasi dari keduanya.

Ada banyak sekali referensi mengenai jenis, contoh, dan template ketiga dokumen tersebut. Sebagai contoh dapat kalian simak pada halaman ini.

Tentu perlu waktu yang tidak singkat ya untuk akhirnya bisa memiliki CV, Resume, dan Cover Letter yang bagus. Dilihat dari segi linguistik, pengemasan, maupun konten CV nya yang berisi segala pengalaman dan pencapaian kamu tentunya bukan hal yang instant untuk berhasil diukir.

But dont worry, teruslah berlatih karena ini adalah hal yang sangat bisa dipelajari dan disiapkan dari jauh-jauh hari sebelum kamu benar-benar menjadi seorang job seeker.

2. Well spent time management
Jangan terlena. Lama studi didunia kampus yang pada umumnya 4 tahun bisa berlalu dengan sangat cepat. Rasanya baru kemarin jadi maba, eh tau-tau udah skripsian aja.

Setidaknya tentukan short-middle term goals kita, seperti mau mencapai apa saja ditahun pertama, kedua, ketiga, setelah lulus, sebelum benar-benar menuju long term goals mendapatkan pekerjaan yang kita idam-idamkan.

Menentukan target sangat penting, karena target itulah yang akan mengontrol apabila kita mulai keluar dari jalur. 

Karena biasanya, mahasiswa baru akan memasuki fase semangat kuliah, lalu rajin dan tertib mengerjakan setiap deadline tugas, sampai akhirnya fase landai saat menghadapi semester akhir, dimana bukan lagi dosen yang menghantui dengan tugas, tapi mahasiswa yang terus mengejar-ngejar dosennya supaya cepat lulus.

credit pict : unifoundconsultants.com
credit pict : unifoundconsultants.com
Time management adalah salah satu faktor utama penentu kesuksesan dari berbagai pengalaman dan pencapaian yang akan meghiasi CV kita nantinya. at least, harus ada target umum yang dicapai.

Sebagai contoh adalah involve dalam organisasi, magang di perusahaan, mengikuti seminar, conference, project, kompetisi, part time job, kursus, social service, membangun networking, atau kegiatan pengembangan diri lainnya.

3. Hard skill vs soft skill
Manakah yang lebih penting? Disatu sisi, hard skill sering diartikan sebagai kemampuan teknis yang biasanya disebutkan secara lugas pada persyaratan sebuah lowongan pekerjaan.

Sebagai contoh, lowongan graphic designer akan mensyaratkan pelamarnya memiliki kemampuan untuk mengolah software yang berhubuggan dengan pekerjaan tersebut, seperti corel draw, adobe illustrator, dll.

Lowongan sebagai seorang akuntan akan mensyaratkan kemampuan akutansi, lowongan guru akan mensyaratkan kemampuan untuk mengajar, dan lain sebagainya. Soft skill sendiri berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam menjalani hubungan interpersonal. 

Biasanya interviewer akan menggali soft skill yang menjadi sifat maupun karakter job seeker , seperti kemampuannya berkomunikasi, negosiasi, memimpin, menghadapi tekanan, maupun menyelesaikan masalah.

Jadi, manakah yang lebih penting? Jawabannya, keduanya sama pentingnya. Hard skill biasanya akan membantu kita mendapatkan pekerjaan yang kita inginkan, sedangkan soft skill lah yang berikutnya akan menuntun kita untuk berkembang, bertahan, dan mencapai puncak karir tertinggi.

4. Belajar Bahasa Inggris
Is this really a must? For sure, yes. Sudah lama kita mengetahui bahwa bahasa Inggris adalah bahasa internasional, dan dunia saat ini semakin limitless alias sangat tipis sekat-sekatnya, sehingga setiap orang kini bisa memiliki akses yang sangat mudah untuk mencari informasi yang ada di negara lain.

Well, termasuk juga informasi tentang kesempatan kerja. Sebaliknya, kita pun memiliki akses yang sama untuk bisa mencari informasi tentang lowongan pekerjaan di negara lain.

Oleh sebab itu, salah satu modal utamanya adalah bahasa Inggris. Anyway, ada banyak sub tipe bahasa Inggris yang disyaratkan pada lowongan pekerjaan pada umumnya.

Biasanya perusahaan mensyaratkan TOEFL Test. Apabila yang tertera hanya TOEFL saja, maka kemungkinan yang dimaksudkan adalah TOEFL PBT/Prediction Based Test. TOEFL ini banyak tersedia dilembaga-lembaga kursus pada umumnya. 

Apabila yang disyaratkan adalah TOEFL ITP/Institutional Testing Program maupun TOEFL IBT/Internet Based Test, maka biasanya yang dimaksud adalah TOEFL yang secara resmi diselenggarakan oleh lembaga ETS/Educational Testing Service, lembaga TOEFL dunia yang berbasis di Amerika. 

Meanwhile, biasanya beberapa pekerjaan juga mensyaratkan interview dalam bahasa Inggris, atau kadang-kadang berupa pitching atau presentasi. Bahkan ada juga tahapan tes FGD/Focus Group Discussion yang disyaratkan mengunakan bahasa Inggris.

However, bahasa bukanlah sebuah ilmu yang instant. Tipsnya adalah kuasai teori dasarnya. Selebihnya perbanyak praktek dan cari partner untuk terus diajak ngobrol menggunakan bahasa Inggris.

5. Dream job list
"Apa cita-citamu?" pertanyaan ini rasanya sangat sulit dijawab saat kita adalah seorang mahasiswa semester akhir. Padahal, pertanyaan ini sangat penting dan basic. Setidaknya kita perlu merenungkan sebetulnya tipe pekerjaan apa yang kita mau.

Apakah deisgner, akuntan, notaris, dosen, HR, dll. Minimal kita perlu mencari tahu sektor pekerjaan apa yang kita harapkan. Sebagai contoh apakah diperusahaan besar seperti multi national company, start up, BUMN, enterpreneur, creative sector, hospitality, tenaga medis, agrikultur, mining, konstruksi, dll. 

Buat sebanyak-banyaknya list pekerjaan yang kita harapkan. Kalau perlu, siapkan daftar dari A sampai Z. Kemudian susun menurut ranking favorit yang kita inginkan.

Memiliki sortiran list yang sudah diranking seperti ini akan membantu kita dalam perjalanan nanti saat benar-benar melamar pekerjaan, sesuai dengan urutan yang telah kita buat.

6. Riset tentang target calon-calon kantor yang diimpikan
Setelah mengantongi drem job list, mulailah riset satu persatu mengenai company yang telah disusun. Pelajari bagaimana perusahaannya, lowongan apa yang sering dibuka, bagaimana persyaratannya, kadindat seperti apa yang dicari, bagaimana metode rekrutmennya, dan yang tidak kalah penting, kapan biasanya waktu-waktu mereka membuka lowongan pekerjaan. 

Beberapa perusahaan besar biasanya membuka lowongan dalam bulan-bulan tertentu. Selanjutnya, coba temukan benang merah antara persyaratan lowongan yang mereka buka dengan CV kamu. 

Semakin banyak benang merah yang nyambung, maka semakin besar kemungkinan kita nantinya akan lolos kedalam kualifikasi perusahaan idaman . 

Bahkan apabila memungkinkan, cobalah untuk mengajukan proposal magang kepada salah satu perusahaan yang benar-benar kamu idam-idamkan tersebut. selain bisa melakukan riset secara langsung, kita juga bisa mulai membangun networking yang akan bermanfaat kedepannya.

7. Practice the job seeking
Finally, sampai juga pada cicilan yang terakhir. Point ini sangatlah penting untuk dipraktekkan. Semakin cepat praktek maka kita akan semakin cepat mengetahui kondisi dilapangan. 

Apabila tahun pertama dan kedua kita sudah mencicil isi CV , maka ditahun ketiga kita sudah bisa mulai praktek mencari pekerjaan, setidaknya untuk tes ombak. Mulailah apply melalui situs pencari kerja seperti karir.com, kalibrr, glints, situs loker kampus, maupun website resmi perusahaan. Ikuti proses seleksinya, jadikan itu sebagai ajang untuk belajar. 

Sehingga saat memasuki tahun keempat, sembari CV, Resume, dan Cover Letter telah matang, mulailah serius dalam melamar pekerjaan sebagai job seeker. Ingat, jangan tunggu lulus dulu baru melamar pekerjaan. 

Banyak perusahaan yang ternyata membuka lowongan tanpa mensyaratkan ijazah diawal. Tentunya ini membuka kesempatan bagi mahasiswa semester akhir untuk apply, sehigga sangat mungkin bagi kita untuk mendapatkan pekerjaan meskipun belum lulus kuliah. 

***

Alright, eventually, demikianlah beberapa notes yang bisa menjadi bahan pertimbangan. Again, it depends on your willingness to look for the broader informations.

Tentunya semua tergantung pada seberapa besar niat dan keuletan kita untuk terus mencoba. The earlier, the better. Semakin awal kita melakukan riset, semakin cepat kita tahu apa yang perusahaan cari, semakin banyak waktu yang kita memiliki untuk mempersiapkan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun