Mohon tunggu...
Mildawati
Mildawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Dalam proses

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengulas Novel "Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin" Karya Tere Liye

7 Mei 2021   11:08 Diperbarui: 7 Mei 2021   11:20 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tafsiran

Pada bab awal buku ini, Tere Liye menceritakan pertemuan awal Tania dan Dede dengan seseorang yang akan menjadi malaikat penolong bagi keluarganya. Pada saat itu, Tania masih berumur sebelas tahun dan adiknya berumur enam tahun, dia dua puluh lima tahun pertama kalinya Tania merasakan perasaan sukanya pada dia. Tania dan adiknya masih tinggal di rumah kardus kesayangan bersama ibunya. Dia datang sebagai malaikat bagi keluarga mereka dengan membawakan banyak harapan bagi kehidupan Tania dan keluarganya. Datang seminggu dua kali di gubuk kecilnya, mengajak keluar setiap hari Minggu untuk berkunjung ke Perpustakaan terbesar di kotanya adalah kebiasaan dia yang sangat baik pada keluarga Tania.

Pada bab selanjutnya pembaca akan melihat kisah kisah Tania yang banyak mengalami perubahan. Mulai dari ibunya yang meninggal karena jatuh sakit, tinggal di rumah dia, sekolah di Singapura serta kisah cinta yang tak berujung itu. Dalam setiap bab, selalu ada alur yang berbeda namun berhubungan erat.

Evaluasi

Novel ini sangat menarik untuk dibaca, selain karena ceritanya yang unik, jalan cerita dan akhir ceritanya mengundag rasa penasaran pembaca untuk mengetaahui kelanjutan kisah antara Danar dan Tania. Dalam novel ini juga dapat memberikan pengetahuan kepada para pembaca bahwa semua keingingan tidak akan bisa semuanya tercapai. Tere Liye juga memberikan pengajaran terhadap pembaca melalui para tokoh yang diceritakannya dimana dalam menghadapi kehidupan dengan lapang dada, ikhlas, dan selalu berusaha dengan seluruh kemampuan yang kita punya. Novel ini juga meninggalkan pesan moral seperti tata krama dalam berbicara, menghormati orang tua, dan selalu bekerja keras dan pantang menyerah dalam menghadapi kehidupannya.

Namun terlepas dari kelebihannya, novel ini juga memiliki kekurangan seperti penggunaan majas hiperbola dan bahasa yang terlalu puitis, selain itu novel ini juga menggunakan bahasa yang tinggi sehingga sulit untuk dipahami, karena menggunakan gendre yang cukup romantis sehingga tidak diperuntukkan untuk pembaca yang masih dibwah umur. Namun, terlepas dari itu tidak sedikitpun mengurangi makna yang ingin disampaikan Tere Liye.

Rangkuman

Cerita dalam novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin memiliki cerita yang menarik selain itu mayoritas pembaca novel ini adalah anak remaja, karena dalam novel ini pada awalnya menceritakan kehidupan anak yang masih berumur belasan tahun.

     Novel ini juga memberikan bayak pesan moral seperti tata krama dalam berbicara, menghormati orang tua, bersabar, selalu mengingat kebaikan orang lain, selalu bekerja keras, dan pantang menyerah. Sehingga novel ini sagat cocok untuk dibaca terkhusus bagi para pembaca yang menyukai novel yang bergendre romantis.

TIM PENYUSUN: Rika Lestari, Mildawati, Riswandi, Ikram Ibnu Hanif, Tenni Rianti, Sri Ramadani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun