Mohon tunggu...
Mila Trismayanti
Mila Trismayanti Mohon Tunggu... Administrasi - D'mee

Be the best yourself

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kabut yang Menepi

10 Oktober 2019   21:51 Diperbarui: 10 Oktober 2019   22:00 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Iya dulu kita kuliah bareng ya" ujarku sambil tersenyum. "Ga sengaja kita ketemu lagi pas reuni kemarin,"tambahku.

"Wah hebat ya,jadi CLBK ya," ujar Donny sambil tertawa.

"Ah ngga juga kan belum diterima lamaran saya, mas." Ujar Arya sambil melirik padaku. Dan aku hanya tersenyum menanggapi pernyataan Arya yang ditimpali dengan candaan oleh Donny.

Percakapan antara aku, Donny dan Arya menjadi semakin hangat dan sesekali Donny melirik ke arahku lekat. Sikap canggung melihat kemesraanku dengan Arya terlihat jelas di matanya. Aku tahu dia berusaha untuk menahan hatinya dan memaksakan diri untuk tersenyum dalam  setiap percakapan kami. 

Donny pamungkas adalah sosok yang selama ini mengisi hidupku. Bersamanya aku telah melewati hari-hari dengan cinta dan kasih sayang meskipun dia telah memiliki istri dan anak. Seakan aku tak mampu pergi dari kehidupannya dan begitupun dia. Telah berulang kali pula kucoba pikirkan bahkan mencoba untuk pergi darinya karena aku tak mau selalu menjadi benalu dalam rumah tangganya. Seakan aku tak punya kekuatan untuk pergi meninggalkannya. Seakan akupun tak mampu lagi membuka hati untuk orang lain selain Donny.

"Ada yang mencoba mendekatiku,Don."ujarku suatu ketika.

Donny terperanjat entah kaget atau senang aku tak tahu. "Oh ya?" Ujarnya, "siapa?"tanyanya.

"Namanya Arya, aku dikenalkan oleh temenku,yank." Ujarku

"Bagus dong, dia baikkah? Kerjanya apa? Aku seneng kalo kamu seneng. Kamu harus mencoba membuka hati untuk yang lain. Aku udah bilang kan aku pasti bahagia melihat kamu bahagia, Din."

Aku hanya tersenyum dan tak berkata apapun. Aku hanya tertunduk dan menahan sesaknya dadaku ini. 'Bahagia melihat aku dengan orang lain?' terasa amat menyiksa dan teriris rasanya hatiku. Kupaksakan mengangkat wajahku dan dengan berat kucoba tersenyum dan menata kata-kataku salah otakku. Namun tak ada satu katapun yang mampu kuucapkan saat itu.

"Aku tahu kamu juga layak untuk bahagia. Kamu layak mendapatkan yang jauh lebih baik dari aku. Coba dong untuk membuka hati pada Arya. Kenalkan aku padanya ya biar aku tahu dia baik atau ngga buat kamu. Jangan sampe kamu disakiti seperti aku yang selalu menyakiti kamu," ujar Donny.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun