Untuk dapat mewujudkan pemelajaran sesuai standar yang telah ditentukan oleh pemerintah guru sebagai bagian dari stakeholder, memilki peranan yang sangat penting sebab melalui komptensi dan keahliannya dalam merancang maka guru akan mampu menciptakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif melalui pengemabangan media pembelajaran atau metode pembelajaran sejenisnya.
Namun, Jika kita perhatikan secara bersama, bahwa guru Indonesia belum menempatkan perannya berdasarkan profesi sebagai seorang pendidik. Menurut Balitbang Depdiknas, guru-guru yang layak mengajar untuk tingkat SD baik negeri maupun swasta ternyata hanya 28,94 %. Guru SMP Negeri 54,12%, swasta 60,99 %, Guru SMA Negeri 65,29 %, swasta 64,73%, Guru SMK Negeri 55,91, swasta 58,26 %.(Siti Fatonah & Hasan Qodri: 2014).
Guru-guru yang ada nampaknya masih memiliki berbagai macam kendala dalam rangka melaksanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Menurut (M.Hurmaini: 2011) bahwa “guru kurang menguasai materi pembelajaran dan kurikulum.... belum diimplementasikan secara optimal, guru masih lemah dalam metode/strategi pembelajaran dan evaluasi pembelajaran, serta guru masih lemah dalam displin kerja sebagai tenaga profesional. Proses pembelajaran masih terlalu berorientasi terhadap penguasaan teori dan hafalan yang menyebabkan kemampuan belajar peserta didik menjadi terhambat.
Metode pembelajaran yang terlalu berorientasi pada guru cenderung mengabaikan hak-hak dan kebutuhan serta pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, sehingga proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan menjadi kurang optimal.
Kondisi ini menjadikan proses pembelajaran menjadi kurang menarik, dan kurang mampu memupuk kreativitas peserta didik, sehingga mempengaruhi efisiensi pendidikan”.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka adapun solusi yang ditawarkan penulis dalam membantu guru-guru yang memiliki kesulitan dalam menciptakan pembelajaran yang menarik adalah melalui penerapan media “MBS” (minat, bakat siswa).
Media minat, bakat siswa (MBS) merupakan suatu langkah strategis yang dapat dilakukan oleh guru untuk menciptakan pembelajaran yang inovatif dan menarik.
Pada Media minat, bakat siswa (MBS) ini siswa dapat menjadikan media pembelajarannya sesuai keinginannya. Untuk menerapkan Media ini guru harus menggunakan Student Centered learning atau strategi permbelajaran yang berpusat pada siswa karena dalam proses penerapan pembelajaran menggunakan media MBS siswalah yang aktif untuk membuat, dan merancang sendiri media yang dapat ia gunakan selama proses pembelajaran.
Adanya penggunaan Media MBS sebagai sarana untuk mengoptimalkan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Pendapat serupa dikemukakan oleh (Sapto Haryoko, 2009: 9) bahwa berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang menyatakan bahwa pembelajaran menggunanakan media...lebih baik dibanding dengn pembelajaran melalui pendekatan konvensional”.
Langkah-Langkah MenerapkanMedia “MBS” (Minat, Bakat Siswa)