Mohon tunggu...
Miladia Saida
Miladia Saida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Assalamualikum Teman-teman, terimakasih sudah berkunjung keprofil kami!

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ini Saya Bukan Orang Lain

29 April 2021   16:21 Diperbarui: 29 April 2021   16:25 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Assalamualaikum teman-teman semua, salam toleransi dari saya. Kali ini saya ingin menulis biografi saya, bukan biografi sih tapi lebih ke autobiografi ya karna saya ingin menulis atau menceritakan riwayat hidup saya. Seharusnya sih saya tulis biografi saya pada awal saya nulis di blog ini, ya sebelum klian kalian membaca tulisan saya kan alangkah baiknya kalin tau saya, ya enggak sih?.

Nama saya Miladia Saida, saya lahir di Bangkalan Madura pada tanggal 18 Juni 2001, saya anak kedua dari dua bersaudara, saudara saya bernama Ilham rizky, ibu saya bernama Komariyah dan bapak saya bernama Munjil Holaik.

Dulu saya bersekolah di TK Moderen Nulifa, saya sekolah TK itu tiga tahun yang biasanya orang-orang pada umumnya sekolah TK dua tahun tetapi tidak dengan saya begiku juga dengan kakak saya yang sekolah TK juga tiga tahun, alasan kedua orang tua saya menyekolahkan saya TK tiga tahun yaitu supaya saya bisa belajar membaca dengan baik dan lebih bisa,  lebih cepat memahami dan menanggap pelajaran yang saya pelajari.

Setelah tiga tahun saya belajar di Tk saya melanjutkan sekolah ke SDN Ketetang 1 Kwanyar, semasa SD saya sekolah ya hanya sekedar sekolah yang dapet pelajaran disekolah dan ketika pulang kerumah langsung main sama teman di samping rumah, yang sekolah hanya sekedar sekolah tidak mementingkan suatu nilai yang pada intinya saya dulu sekolah SD yang penting naik kela, yang hanya masuk sekolah untuk sekedar bermain main dengan teman-temandan ketika bel berbunyi masuk kelas dan mendengarkan guru menjelaskan materi yang masuk kuping kanan keluar kuping kiri. 

Ketika kelas enam SD saya memiliki sedikit kisah konyol yang sangan memalukan ketika diingat, jadi biasanya ketika dibulan ramadan ada yang namanya peraktek sholat nah ketika itu anak-anak kelas enam disuruh memakai baju busana muslim dan yang cewek diwajibkan membawa mukenah dari rumah masing-masing, nah ketika giliran saya peraktek sholat dan dinilai oleh guru agama, ada salah satu teman saya yang cowo tangannya sangat lah usil sekali, biasalah masih SD masih sangat lah labil, nah ditariklah mukena saya ketika peraktek sholat itu sampai-sampai kepala saya ketarik kebelakang, nangislah saya ketika itu sedangkan teman saya yang lain yang peraktek sama saya itu mengabaikan saya, saya masih tetap berdiri dan menangis yang seharusnya saya melanjutkan peraktek solat saya tapi malah terus berdiri dan menangis, itulah kisah konyol saya semasa SD. 

Dan saya ketika itu sekolah Madrasah Sunan Cendan ya kalian mesti tau lah kalo sekolah Madrasah itu mempelajari apa aja. Di kelas lima saya tidak naik kelas ya karena kurang memahami pelajaran yang seperti nahwu, shorrof dan pelajaran yang seperti itu lah sehingga saya tertinggal kelas dengan teman teman saya, ya ketika itu saya jadi mempunya teman yang seharusnya jadi adek kelas saya. Ketika masih kelas enam SD orang tua saya berniatan untuk meneruskan sekolah selanjutnya di pesantren awalnya saya tidak mau, alasan saya tidak mau ketika itu yang pertama akan jauh dari orang tua, karna ketika itu saya masih SD dan pikirannya hanyalah takut tidak bisa nonton TV.

dan pada akhirnya selepas lulus SD saya melanjutkan pendidikan ke pesantren meninggalkan zona nyaman. Karena sekolah Madrasah saya belom lulus jadi orang tua saya mendatangi kepala sekolah untuk meminta izin saya yang mau melanjutkan sekolah dipesantren dan kepala sekolah pun mengizinkan saya meneruskan ke pesanteren. Saya melanjutkan di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al Islamy Modung Bangkalan ya tidak begitu jauh dari rumah saya jadi ketika awal awal  saya berada di psantern sering di sambang sama orang tua saya. Di pesantren saya sekolah SMP Al Khtibiyah, memeng semenjak SD saya pemalas jadi ketika SPM dan masuk pesantren saya sedikit kaget dengan semua kegiatan yang ada, di masa SMP saya sekolah hanya sekedar sekolah, pagi  berangkat sekolah ketika jam12 pulang sekolah terus tidur dan ketika jamsatu bangun untuk sholat jamaah dan setelah jam dua waktunya sekolah wustho, ketika sudah betah di pesantren walau pun di tawarin pulang kerumah pun gak bakalan mau kecuali memang waktunya untuk pulang ke rumah. Dan saya SMA masih melanjutkan di pesantren jadi saya sekolah SMA Al Khotibiyah jurusan IPS.

Saya bukan orang pintar dan juga bukan orang rajin tapi entah kenapa dari awal saya berada di pesantern dan menjadi seorang santri saya selalu berusah menjadi yang terbaik bagi diri saya sendiri tidak ada sedikit pun ada niat untuk melanggar peraturan di pesantren, tidak tau kenapa kalo saya mau melanggar peraturan pesantren saya selalu kepikiran dan merasa tidak tenang, misalnya saya mau melanggar dengan tidak ikut sholat tahajud berjamaan karena saya mengantuk misalnya, saya selalu kepikiran dan malah tidak bisa tidur dengannyenyak lagi jadi mau tidak mau saya berangkat untuk pergi untuk melakukan sholat tahajud bersama. 

Memang saya bukan orang pintar yang disukai para Guru-guru tapi setidaknya saya tidak pernah telat daam segi apapun dan yang paling penting adalah kita bisa menjaga sikap kita pada guru, dan teman-teman saya, percuma pinter dan rajin kali tidak bisa menjaga sikap, misal keguru selalu membantah, kalo keteman selalu songong,sombong tau pun angkuh, guru-guru tidak hanya butuh pinter tetapi butug sikap yang baik, jadi jagalah sikap anda kepada siapa pun dan kapan pun.

Dan sekarang saya menjadi Mahasiswa semester dua, saya kuliah di Universitas Islam Maulan Malik Ibrahim Malang, Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi.

Cukup sekian cerita saya yang kurang meninpirasi kaliaansemu, dan moghon maaf jika ada salahan dalam segi apapun , dan terimakasih

. Waalaikumsalam wr wb

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun