Mohon tunggu...
Mila Eka Andini
Mila Eka Andini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penulis biasa.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Melihat Eksistensi Bahasa Indonesia di Kalangan Muda

26 Oktober 2021   21:52 Diperbarui: 28 Oktober 2021   10:13 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Bulan Oktober menjadi saksi lahirnya bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional negara Indonesia. Indonesia menjadikan bulan Oktober sebagai bulan bahasa.

Peringatan bulan bahasa tentunya tidak terlepas dari sumpah yang diucapkan pemuda-pemudi Indonesia pada 28 Oktober 1928. Butir ketiga dalam sumpah tersebut berbunyi, “kami putra putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. 

Makna dari butir tersebut tentunya berkaitan erat dengan rasa cinta yang dimiliki warga negara Indonesia terhadap bahasa Indonesia. Butir ketiga dalam ikrar tersebut harus dijaga dan diterapkan saat ini maupun masa depan guna membentuk identitas dan jati diri bangsa yang kuat.

Salah satu wujud cinta kepada tanah air adalah menjunjung tinggi bahasa persatuan yakni bahasa Indonesia. Sebagai warga negara yang baik, hendaknya kita harus menjaga bahasa Indonesia agar tidak pudar. 

Lantas, apakah generasi muda saat ini sudah menjaga eksistensi bahasa Indonesia dengan baik?. Generasi muda pada zaman sekarang mempunyai banyak tantangan dalam menjaga bahasa persatuan (bahasa Indonesia). 

Tantangan yang dihadapi yakni maraknya bahasa gaul maupun bahasa asing di tengah perkembangan teknologi yang pesat. Kemajuan teknologi saat ini menjadi pengaruh cepat maraknya bahasa gaul maupun bahasa asing di kalangan muda, akibatnya eksistensi bahasa Indonesia menjadi mudah tersingkirkan.

Penyebab utama pudarnya bahasa Indonesia bermula dari perkembangan teknologi yang kian pesat saat ini. Hal ini dibuktikan dengan maraknya penggunaan gawai di kalangan muda  hingga orang tua. Gawai digunakan untuk membuat akun media sosial, misalnya: WhatsApp, Instagram, Twitter, Facebook, dan lain sebagainya. 

Dengan adanya media sosial, seseorang dapat memanfaatkan gawai sebagai alat komunikasi perorangan dengan jangkauan yang luas dan cepat. Pada dasarnya gawai juga membawa sisi negatif bagi penggunanya. 

Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa banyak pengguna gawai merasa kecanduan untuk bermain media sosial. Selain itu, apabila terdapat informasi atau hal-hal yang buruk maka dapat menimbulkan dampak negatif bagi pengguna gawai. Misalnya, penggunaan bahasa gaul ataupun bahasa asing yang banyak digunakan oleh generasi muda saat ini lebih mudah tersebar, hal ini disebabkan jangkauan komunikasi yang luas dan cepat.

Kepudaran Bahasa Indonesia yang Disebabkan Oleh Bahasa Gaul

Saat ini banyak generasi muda yang menggunakan bahasa gaul dalam berkomunikasi sehari-harinya. Kalangan muda bisanya menggunakan bahasa gaul yang paling populer atau yang sering muncul saat ini. Penggunaan bahasa tersebut digunakan saat berkomunikasi di media sosial maupun berkomunikasi secara langsung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun