Seperti lebih jujur dari wajah laut
kala membias langit biru pada tatapan semu
dan membenamkan hitam pekatnya pasir di dasar air
jua kala ia mewarnai jingga pada senja yang kian duka
aku menyaksikan semua dalam diam yang perlahan runtuh
adalah temu gemuruh ombak dan miskinnya sunyi
biduk-biduk pilu mendayung sendu
menghantar jala menuju tepi nan sepi
aku mencium aroma dingin dihidangkan dari meja angin tenggara
namun itu bukanlah puing-puing lepas wangian rindu nan buas
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!