Di akhir tahun 2019 silam, startup Indonesia dikejutkan dengan tutupnya beberapa layanan milik Go-Life, yaitu Go-Fix, Go-Glam, hingga Go-Market. Penutupan tersebut terbilang mendadak, tetapi secara tidak langsung dapat dimaklumi oleh banyak pihak. Spekulasi pun bertebaran mengenai alasan dibalik penutupan layanan terebut, apakah tidak menguntungkan atau memang mereka ada strategi lain dibalik hal itu ?.
Mengutip Head of Go-life, Wesly Simatupang mengatakan bahwa pihak manajemen memutuskan untuk mengkaji dan memfokuskan ulang guna menjamin pertumbuhan usaha berkesinambungan, sekaligus memastikan konsumen tetap dapat menikmati layanan maksimal dari ekosistem Go-Life.
"Atas dasar itulah, Go-life memberikan kesempatan mitra yang terkena dampak penutupan beberapa layanan Go-Life untuk dapat mendaftar ke berbagai platform layanan online sejenis lainnya di pasar."ujarnya. Salah satu platform aplikasi yang banyak diburu oleh mitra Go-Fix tersebut ialah milik Halo Jasa.
Hal ini terungkap saat acara bursa kerja mandiri (BKM) yang diadakan kementerian tenaga kerja dan perindustrian pada 16-17 desember 2019 silam di Innovation Room, Talent Hub kemenaker Jakarta.Â
Dalam BKM tersebut, Halo Jasa sebagai salah satu tenant yang berpartisipasi kebanjiran pelamar dari Go-Fix. Tercatat, hampir 400 orang mitra Go-Fix mendaftar ulang ke Halo Fix dan puluhan yang mendaftar telah mengikuti info session dan siap menerima order panggilan perawatan AC di seluruh jabodetabek.
Bisa dikatakan, dengan hijrahnya para mitra Go-Fix ke Halo Fix, membawa berkah bagi sang mitra. Tak ada mitra yang sempat menganggur karena mereka otomatis telah ditampung oleh Halo Fix, dan order perawatan dan perbaikan AC siap menunggu mereka.Â
Pihak Halo Jasa pun senang hati menampung mereka semuanya. Pada akhirnya, kedua belah pihak baik yaitu mitra dan Halo Fix sama-sama mendapatkan keuntungan. It's good collaborate between them anymore.
