Mohon tunggu...
Gadget

Sadarlah Wahai Para Netizen

20 Oktober 2018   12:17 Diperbarui: 20 Oktober 2018   13:16 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjuangan kalian akan lebih berat karena melawan bangsa sendiri. Soekarno~

Media Sosial adalah wahana selingan yang pas untuk sekedar melepas penat, bagaimana tidak di sana kita akan menjumpai berbagai postingan yang menarik sekaligus menggelitik, bahwa media sosial adalah tempat untuk saling bertukar informasi maupun berita mengenai apa yang terjadi terjadi pada negeri ini ini baik berupa ekonomi, sosial, politik dan sebagainya. Ada juga yang menjadikan media sosial menjadi tempat curhatan pribadi mereka, menceritakan keluh kesahnya hidup, problematika seorang yang sedang mencari jati dirinya, hingga curhatan seorang yang baru saja di putus oleh pacarnya.

Media sosial adalah tempat umum, tempatnya orang bebas berbicara, mengeluarkan seluruh pendapatnya. Namun di sisi lain yang patut di sesalkan adalah mengapa masih saja banyak orang yang menjadikan media sosial untuk ajang permusuhan, untuk ajang perpecahan. Diri sendiri tidak bisa menyalahkan hal ini, karena hal ini termasuk hak pribadi seseorang mau berkata apa, tapi lagi - lagi cobalah kita berpikir dampak apa yang akan terjadi jika kita menuliskan sesuatu tanpa berpikir terlebih dahulu.

Aku akan bercerita sedikit tentang kejengkelan ku pada para pengguna sosial media di Indonesia.

Yappp... sama seperti di hari - hari biasanya, bangun di pagi hari menikmati seduhan teh panas yang menghangatkan hati. Tak lupa aku selalu melihat mengecek smartphone ku untuk melihat berita apa yang sedang booming di hari ini. Tak lama setelah scroll down, aku menemukan berita yang sedang hangat di perbicangkan yaitu mengenai pemilihan presiden di Indonesia, berita ini memanas seusai di deklarasikannya permusuhan antara Cebong (pendukung Jokowi) vs Kampret (pendukung Prabowo) *saya ngga tau bahasa ini dari mana. Disana mereka mendebatkan hal yang absurd, Jokowi keturunan PKI lah, Prabowo melakukan Hoax lah, padahal jika kita jelas - jelas membaca berita dengan benar, maka itu bukan lah berita yang benar.

Sekarang adalah zaman menjelas pilpres 2019, jelas berbagai macam cara akan di lakukan oleh para tim suskes maupun para pendukung dari kubu masing - masing calon, antara lain adalah lewat media sosial. Ada yang benar - benar mengeluarkan informasi tapi ada juga yang hanya berniat menjatuhkan kubu lain. Disini media sosial mengambil peran yang teramat penting untuk penyampai informasi dan jika kita sudah tahu bahwa media sosial sebagai tempat bertempurnya berbagai kubu, kita harus bijak dalam membaca berita, jangan langsung percaya atas keberaadan berita yang ada, kita harus melakukan kroscek kembali apakah berita ini benar adanya.

Para netizen indonesia yang bergembira. Mereka sangatlah gampang terpancing oleh hal hal yang bersifat provokasi. Banyak macam dari netizen itu sendiri

1. Merasa benar sendiri. Para netizen ini seolah berdalih bahwa pendapatnya sendiri adalah hal yang paling benar tanpa mau menerima kritik dari orang lain. "Jokowi lah yang terbaik, pokoknya Jokowi" mereka berkata tanpa pengetahuan yang jelas dan kebanyakan hanya didasari oleh kefanatikan. jika sudah begini, gausa kita pedulikan percuma kita ngasih pendapat sama tembok orang sama -- sama kerasnya.

2. Koar - koar di status "Kalo upload sesuatu yang bermanfaat dong, yang berfaedah dong dan jangan belain dia terus dong". Yaudah kalau emang tidak suka dengan postingan - postingan yang kalian anggap kurang bermutu itu ngapain diikuti, ngapain di follow, tinggal kita tinggalin selesai kan? Hal ini yang sering terjadi dunia kenetizenan indonesia, mereka bahkan saling mengungkapkan kejengkelan mereka berupa sindirian - sindiran pedas yang tak bermanfaat pula.

3. Perdebatan yang tidak perlu. Dewasa ini, kita bisa melihat banyak orang yang mengupload foto "ayoo, pilih mana islam, kristen, hindu, apa budha?" mereka yang sudah tahu bahwa ini hanya pancingan tidak papa, naasnya para pengguna sosmed banyak yang belum mengerti bahwa hal tersebur adalah bait yang digunakan untuk memecah belah antar umat beragama. alhasil, mereka berdebat "Tuhan ku yang paling benar, kalian itu salah keyakinan" padahal hal itu sudah tidak perlu di perdebatkan karena kita adalah negara yang mengusung toleransi terutama antar umat beragama. Kita seharusnya saling menghormati, tidak saling menjelekkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun