Mohon tunggu...
Travel Story

Belajar Menjadi Penikmat Alam yang Baik dari Pantai Kecil

29 Juli 2016   13:14 Diperbarui: 29 Juli 2016   13:45 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
salah satu sudut pantai kecil-Trenggalek (dokpri)

Yeahhhh.... Liburan ke Tulungagung-Trenggalek part 2 usai sudah. Kali ini nggak kalah seru dengan yang sebelumnya cuma liburan kali ini personil-personilnya agak beda dengan yang sebelumnya dan kali ini personilnya lebih banyak dibanding sebelumnya. Tanggal 24 Juli 2016 yang lalu kita pergi ke pantai kecil yang jaraknya sekitar 30 menit naik perahu dari pantai pasir putih. 

Pantai Kecil dikelilingi dengan pulau-pulau karang yang lumayan besar jadi ombaknya tidak terlalu besar dan cukup aman buat berenang dan main-main di pantainya. Untuk mencapai pantai kecil ini kita harus menyewa perahu dari pantai pasir putih dengan biaya sekitar 250 ribu rupiah untuk setiap perahunya tetapi kalau kita pandai menawar bisa dapat diskon beberapa puluh ribu. Hehehhe.... Satu perahu bisa memuat 10 hingga 15 orang. Cukup terjangkau kan??

Pantai kecil ini lebih sepi dibandingkan dengan pantai pasir putih sendiri yang pengunjungnya selalu membludak pada hari libur. Pantai ini sangat cantik dengan pasirnya yang berwarna putih dan lautnya yang berwarna biru bergradasi. Di tepiannya terdapat batu-batuan yang membuat pemandangan semakin menarik. Sayangnya di pinggir pantai banyak sampah yang terseret ombak sehingga membuat pantai menjadi kotor. Sampah itu biasanya berupa ranting pohon, batang bambu hingga plastik. Selain itu banyak juga pengunjung yang meninggalkan sampah dengan seenaknya terutama sampah plastik yang bisa membuat lingkungan menjadi tercemari.

Tuh kan... Kalau berkunjung ke mana pun jangan seperti ini ya, kan sayang kalau pantai secantik ini dikotori dengan sampah. Kita sepatutnya melaksanakan slogan “jangan tinggalkan apapun kecuali jejak kaki, dan jangan ambil apapun kecuali foto”. Slogannya penikmat alam yang baik tuh. Syukur-syukur kalau mau bantu bersihin sampahnya. Hehehhe...

Aku jadi mengingat kata-kata Butet Manurung dalam bukunya Sokola Rimba. Sesungguhnya kita yang suka ngetrip, mendaki gunung, lewat di lembah, mengarungi sungai dan memajang foto-foto alam yang bagus bukanlah pecinta alam yang sesungguhnya kita cuma penikmat alam yang hanya bisa merusak alam dan menjamahnya demi keuntungan pribadi. Demi foto yang bisa diupload di instagram biar dapat like ratusan atau dengan kata lain biar nggak ketinggalan gaul gitu. Pecinta alam sejati itu mereka yang tak pernah mengotori sungai dengan bahan kimia bahkan yang paling ramah lingkungan seperti dalam sabun mandi pun seperti yang dilakukan suku-suku rimba. Kalau kita sih pasti gak bakalan bisa jadi pecinta alam yang sejati semacam itu (Yaiyalah... mana tahan orang Indonesia gak mandi meski cuma sehari) tapi setidaknya kita bisa jadi penikmat alam yang baik, yang tidak mau mengotori atau menjadikan alam semakin rusak.

senangnya mandi-mandi di pantai kecil
senangnya mandi-mandi di pantai kecil

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun