Mohon tunggu...
Miftaqudin
Miftaqudin Mohon Tunggu... Lainnya - Mengabdi untuk masyarakat dengan menilik bidang pendidikan sebagai guru untuk memberdayakan masyarakat

Mahasiswa IAIN Samarinda jurusan PAI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Efektivitas Pembelajaran Daring dan Luring di Era New Normal

22 Agustus 2020   14:36 Diperbarui: 22 Agustus 2020   14:52 3012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dunia sekarang ini sedang dalam masa krisis akibat virus Covid-19 yang menjadi pandemi global, virus yang menyerang organ tubuh pernafasan ini bermula dari Wuhan, China yang akhirnya menyebar dengan sangat cepat ke seluruh Negara dunia. 

Di Indonesia sendiri, dampak yang ditimbulkan dari virus ini sangatlah serius, dimana terjadi resesi ekonomi yang cukup signifikan, sehingga berdampak pada PHK besar-besaran perusahaan untuk mengurangi kerugian, penutupan industri dan lembaga pendidikan dengan mengalihkan dunia kerja dan pendidikan menjadi WFH (Work From Home) dan SFH (Study From Home) sampai batas waktu yang belum jelas kapan berakhirnya.

Realitas ini mengakibatkan perubahan tatanan sistem baru agar masyarakat dapat beradaptasi dengan virus ini dengan menerapkan konsep new normal, dimana pemerintah melaksanakan sistem herd immunity (seleksi alam imunitas tubuh terhadap virus). Dari sekian bidang dan profesi yang merasakan dampak pandemi ini, dampak yang paling terasa adalah pada dunia pendidikan dimana sebelumnya pembelajaran dilakukan dengan tatap muka, kini dialihkan menjadi pembelajaran online atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) sesuai arahan dari Bapak Kementerian Pendidikan, Nadiem Makarim. 

Dalam perkembangannya, beliau menerapkan 2 sistem pada pembelajaran online dimana terdapat pembelajaran daring dan pembelajaran luring. Namun disadari, apakah pembelajaran dengan 2 sistem ini dapat menjadi solusi yang efektif dengan kondisi pandemi di era new normal ini? Mari kita kupas lebih dalam.

Pembelajaran yang diterapkan di tengah Pandemi Covid-19 awalnya menggunakan model Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama 3 bulan mulai Bulan Maret hingga Mei. Kemudian, ketika memasuki bulan Juni, fase dimana terdapat Penerimaan siswa baru atau PPDB, Kemendikbud mewacanakan pembelajaran aktif kembali ke sekolah dengan status uji coba untuk jenjang SMP dan SMA sederajat selama 2 bulan mulai Juli - Agustus, namun karena terdapat banyak protes dari berbagai pihak seperti ketua IDAI, para pakar pendidikan, guru, dan para orang tua siswa terkait potensi peningkatan kematian Covid-19 para pelajar Indonesia, beliau memperbaiki dan menerapkan pembelajaran jarak jauh dengan sistem Daring dan Luring sebagai solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Sistem Daring adalah pembelajaran jarak jauh berbasis internet dimana menggunakan perangkat pembelajaran dengan media aplikasi online seperti Zoom, Whatsapp, Google Clasroom, Edmodo, Google Meet, dan sejenisnya. Dalam pelaksanaannya pembelajaran dengan sistem ini membutuhkan jaringan internet dan paket data karena terfokus pada penerapan E-Learning, sistem ini jelas memberikan kemudahan bagi siswa dan guru. Dari sisi siswa, mereka tidak perlu membawa buku banyak dan tebal untuk mempelajari suatu materi, hanya mencari dan mengunduh e-book atau video pembelajaran mereka dapat mudah belajar kapanpun dimanapun tanpa takut kehilangan atau ketinggalan materi karena dapat disimpan. Adapun dari sisi guru, guru tidak selalu menjadi patokan sumber belajar sehingga siswa diberi kesempatan belajar secara mandiri, sistem pembelajaran bersifat fleksibel, dan guru dapat meningkatkan keinovatifan dalam menyajikan konten materi pada siswa.

Adapun sistem Luring adalah pembelajaran jarak jauh yang terlepas dari internet atau dengan kata lain bersifat offline dengan menggunakan media perangkat ajar cetak dan alat elektronik. Berbeda dengan Luring yang membutuhkan internet, pembelajaran ini didominankan pada perangkat ajar seperti modul, LKS, dan buku pelajaran, radio, maupun siaran TV nasional khusus edukasi. Pembelajaran ini memudahkan bagi siswa yang tidak memiliki gawai sehingga tetap dapat mengikuti aktivitas pembelajaran walaupun tidak se-efesien pembelajaran daring.

Namun terdapat kelemahan dari 2 sistem ini, hal ini sesuai tanggapan Bapak Wakil Sekjen FSGI (Federasi Serikat Guru Indonesia), Satriawan Salim. Menurut beliau baik PJJ daring maupun luring sama-sama memiliki kendala terbesar, karena layanan PJJ tersebut dilaksanakan tidak hanya di kota-kota besar namun juga pada daerah atau wilayah yang tidak memiliki akses internet, tidak memiliki gawai, dan tidak ada listrik sehingga masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut kesulitan untuk mengakses layanan PJJ karena hanya dapat diakses di kota besar yang koneksi internetnya baik dan dominan pengguna gawai.

Menilik dari penjelasan diatas dapat ditarik garis besar bahwa kelebihan dari 2 sistem ini adalah akses pembelajaran yang mudah dan tidak terbatas waktu, memberikan kesempatan siswa belajar mandiri, konsep pembelajaran yang bersifat fleksibel, dan memberikan kesempatan kepada orang tua siswa memahami usaha guru dalam mengajar anak-anak mereka. Namun di lain sisi, baik sistem daring maupun luring memiliki kekurangan, diantaranya:
1. Wilayah atau daerah yang belum terjangkau listrik dan internet tidak dapat mengakses pembelajaran daring maupun luring.

2. Tidak semua wali siswa yang dapat menunjang kebutuhan belajar anak mereka karena tereliminasi biaya paket data, tidak memiliki gawai, bahkan gaptek (gagap teknologi).

3. Kreativitas guru dipertaruhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Karena jika gaptek dan konten materi yang diberikan tidak ada inovasi, justru akhirnya guru terjebak pada pola pikir menggunakan metode drill dan akhirnya terdapat beberapa oknum guru yang memanfaatkan metode tersebut dengan memberi tugas banyak tanpa ada penjelasan materi yang berarti dan membuat siswa tertekan dan terbebani dengan tugas yang menumpuk.

Jadi menurut penilaian penulis sistem PJJ daring dan luring belum bisa menjadi solusi permasalahan pembelajaran di era new normal ini, karena realitasnya masih banyak masyarakat yang mengeluhkan sistem PJJ ini dan belum adanya kurikulum darurat ditengah pandemi yang menegaskan format pembelajaran yang harus diterapkan dalam kondisi tersebut walaupun terdapat buku panduan pembelajaran di tengah pandemi yang diterbitkan oleh Kemendikbud. Semoga kedepan terdapat format pembelajaran yang sesuai dengan konteks pembelajaran ditengah wabah pandemi seperti ini sehingga permasalahan ini tidak sampai berlarut-larut dan dapat menjadi pedoman ketika muncul permasalahan yang sama seperti sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun