Mohon tunggu...
Miftakhur R Hakiki
Miftakhur R Hakiki Mohon Tunggu... Freelancer - Saya membaca, menulis dan kadang suka menjadi pengamat tidak penting.

Dukung saya melalui https://trakteer.id/decalcomanys

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Roleplayer, Berdampak Positif atau Negatif?

21 Desember 2020   14:24 Diperbarui: 24 Desember 2020   23:24 15858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di zaman yang serba teknologi saat ini, ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengusir rasa bosan. Dengan didukungnya kecepatan internet yang bisa diakses siapapun, kapanpun dan di manapun semua orang punya cara tersendiri untuk mengisi waktu luang dan mencoba hal-hal baru.

Apalagi untuk kaum millenial yang belum eksis rasanya bila tidak menggunaka media sosial, seperti Instagram, Whatsapp, Twitter, Facebook hingga TikTok.

Dengan mendukungnya fasilitas media sosial saat ini lah, banyak remaja yang terjun dalam dunia Korean Pop atau yang lebih sering kita sebut K-Pop dan mencoba menemukan dunia baru dengan bermain roleplayer atau RP.

Dunia roleplayer adalah dunia di mana kita bisa bermain peran menggunakan atau memparodikan seorang idola atau public figure yang tentunya bertolak belakang dengan kepribadian asli kita.

Dalam bermain roleplayer kita diharuskan untuk menyembunyikan identitas asli kita dan memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan fans idola tersebut dan sesama roleplayer lainnya, seperti bercakap-cakap, bermain games, plot, mencari teman dekat, sampai mencari pasangan. 

Mungkin bagi beberapa orang, permainan roleplayer ini cukup asing di telinga. Namun, bagi beberapa penggemar K-Pop, ini sudah tidak asing lagi, karena sudah ada sejak beberapa tahun lalu di Indonesia. 

Bermain roleplayer bisa dilakukan di media sosial manapun, seperti Whatsapp, Twitter, Instagram, BB Mesengger, Telegram dan masih banyak lagi. 

Roleplayer sangat populer di kalangan penggemar K-Pop, Jepang, dan Western. Namun, saat ini roleplayer K-Pop paling banyak dimainkan di sosial media manapun. Pengguna atau pemain roleplayer pun kebanyakan anak-anak atau remaja. Namun orang dewasa pun boleh jadi ikut bermain peran.

Seiring perkembangan zaman, pengguna roleplayer meningkat dari tahun ke tahun, terutama di media sosial Twitter. Salah satu fanbase autopost Roleplayer (RP) di Twitter sudah mencapai 800ribu followers, yang artinya ada sekitar 800ribu orang bahkan lebih pengguna roleplayer di media sosial Twitter.

Banyak penggemar K-Pop yang lalu lalang bermain lalu berhenti karena merasa sudah bukan waktunya lagi untuk menjadi orang lain dan harusnya memperhatikan kehidupannya sendiri. Namun ada juga yang masih bertahan karena merasa kehidupan roleplayer-nya lebih baik daripada kehidupan aslinya dan sudah nyaman dengan teman atau keluarga online di dunia tersebut. 

"Aku sih udah main dari tahun 2012 ya kalau nggak salah. Waktu itu aku main di BBM, terus pindah ke Twitter karena lebih seru. Tapi aku putuskan udah nggak main lagi sejak tahun 2017, karena kehidupan asliku udah mulai sibuk banget dan harus menghadapi kenyataan kalau kita nggak bisa main rp terus," menurut salah seorang mantan pengguna roleplayer di Twitter berinisial T.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun