Mohon tunggu...
Miftakhul Mufit
Miftakhul Mufit Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

tegalombo kalikajar wonosobo jawa tengah

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Modernisasi Teknologi Pertanian

1 Mei 2020   01:53 Diperbarui: 1 Mei 2020   01:55 1587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani. Petani di Indonesia mulanya merupakan petani tradisional yang menggunakan bahan dan alat yang masih sangat sederhana. 

Perubahan sosial sendiri tidak hanya terjadi pada sektor pendidikan, namun juga terjadi pada sektor pertanian. Pertanian yang dahulunya masih menggunakan bahan dari tumbuhan serta hewan dan juga alat yang digunakan masih sangat sederhana, dengan berubahnya era menuju era globalisasi yang teknologinya serba canggih dan modern membawa kemajuan di bidang pertanian. 

Diantara perubahan-perubahan tersebut salah satunya adalah pergantian bahan dari tumbuhan dan hewan ke bahan modern seperti pupuk kimiawi yang tentunya mempercepat proses penanaman dan juga mengkatkan hasil panen. 

Faktor tersebut yang membuat perekonomian petani meningkat, meskipun ongkos bertani para petani juga meningkat. Hal yang bisa saja membuat ketimpangan sosial karena harga penjualan hasil panen yang tidak menentu.

Kondisi perekonomian petani di Indonesia sebelum adanya modernisasi memang cukup memprihatinkan, salah satu faktor penyebabnya adalah harga hasil panen mereka yang rendah. 

Rendahnya hasil panen petani salah satu faktor penyebabnya adalah terlalu sederhhananya alat dan bahan yang mereka gunakan untuk bertani. Hal yang senantiasa mempengaruhi tenggat waktu penanaman dan juga mempengaruhi hasil panen. Memang kita ketahui bersama, petani pada zaman dahulu menggunakan bibit dan obat yang masih sangat alamiah. 

Dalam penanaman, para petani dahulu dihadapkan pada terbatasnya bibit yang mereka butuhkan. Para petani harus melakukan pencakokan terlebih dahulu sebagai bibit ketika mereka akan melakukan penanaman sawah, salah satu faktor yang menghambat waktu panen dan juga hasil panen para petani tidak terlalu banyak karena memang bibit yang mereka dapatkan dari pencakokan terbatas. Selain itu, kesederhanaan lainya adalah pada proses pengobatan atau pemupukan tamanan. 

Para petani dahulu menggunakan kotoran hewan sebagai pupuk yang mereka gunakan untuk memupuk tanaman, tidak seperti sekarang yang sudah tersedia pupuk-pupuk kimiawi yang membantu mempercepat dan meringankan kerja petani. 

Meskipun antara penggunaan pupuk organik maupun pupuk kimiawi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, namun hadirnya pupuk-pupuk kimiawi memang meringankan kerja dan beban petani, selain juga meningkatkan hasil panen mereka. 

Tak hanya soal bibit dan pupuk saja yang sederhana, peralatan pertanian pada zaman dahulu juga sangat sederhana, praktis pada zaman dahulu para petani hanya menggunakan cangkul dan tenaga hewan sebagai sarana pertanian mereka yang tentunya membutuhkan waktu dan kualitas tanahnya belum tentu sesuai harapan.

 Selain faktor-faktor tersebut, model pertanian tradisonal harus benar-benar memperhatikan curah yang pas antara musim penanaman dan musim panen. Hal tersebut bertujuan agar tanaman tidak rusak dan serta tidak mudah terserang hama.

Di zaman modernisasi dengan semakin berkembangnya teknologi dari teknologi yang masih sederhana menjadi teknologi yang serba canggih, serta zaman modernisasi yang membawa perubahan pada pola pemikiran manusia yang lebih maju membawa dampak kemajuan terhadap kehidupan petani. 

Perubahan yang dirasakan petani benar-benar terasa dengan mulai adanya bibit modern, pupuk-pupuk kimiawi serta peralatan serba canggih yang sangat membantu petani dalam melakukan kegiatan pertanian. 

Bibit unggul yang ada di era modernisasi ini adalah bibit-bibit unggul yang tahan dari serangan hama, sehingga mengurangi resiko minimnya hasil panen petani. Selain bibit yang unggul, pupuk-pupuk yang digunakan petani juga tidak lagi bergantung pada pupuk dari kotoran hewan, tetapi pupuk pestisida yang membantu kesuburan tanah dan tanaman.  

Faktor lain dengan adanya pupuk pestisidan adalah meningkatkan kualitas tanaman, meskipun sebagian petani berpendapat bahwa tanaman yang di pupuk menggunakan kotoran hewan lebih tahan lama, namun mereka tetap mengakui bahwa adanya pupuk kimiawi/pestisida mampu meningkatkan kualitas tanaman mereka. 

Kualitas tanaman akan sangat mempengaruhi hasil panen para petani, selaras dengan semakin modernnya teknologi pertanian yang meringankan beban para petani.

Terlebih dengan lebih modernnya teknologi pertanian mengurangi pekerja dan juga mempercepat waktu panen, hal tersebut tentunya mengurangi biaya yang harus dikeluarkan para petani guna menyeimbangkan perekonomian mereka, karena penjualan hasil panen mereka belum tentu cukup untuk menutup modal yang telah mereka keluarkan. 

Tidak hanya dari segi ekonomi, adanya alat-alat modern ini membantu petani yang memiliki lahan yang luas sehingga mampu mengolah tanahnya sendiri.

Jadi perubahan teknologi dari sederhana menuju teknologi sangat membantu meningkatkan perekonomian petani. Perekonomian sebagian besar petani yang masih rendah, mulai berangsur meningkatkan perekonomian petani. 

Di mulai dari meningkatkan kualitas tanaman dan hasil panen yang menjadi sumer perekonomian para petani. Munculnya teknologi-tekonologi modern mebuat para petani juga bisa mengikuti perubahan zaman, sehinggal pekerjaan mereka lebih ringan, bukan hanya perekonomian yang meningkat tetapi prospek kehidupan para petani lebih maju dan juga lebih terjamin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun