Mohon tunggu...
Miftakhul Shodikin
Miftakhul Shodikin Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Kenapa kamu hidup ?

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ladang-Ladang Ibadah

14 April 2021   12:43 Diperbarui: 14 April 2021   16:46 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semburat para jamaah keluar masjid setelah selesai shalat tarawih malam ketujuh. Mereka ada yang keluar dengan tergesa-gesa seperti sedang lari keluar dari api nereka, ada juga yang santai dan menikmati malam dengan bintang-bintang yang indah seolah malaikat yang menemani bintang itu sedang menyapa dan mengajaknya berbicara sedikit mengenai surga.

Di dalam masjid ada juga jamaah yang masih khusuk membaca doa-doa berharap harapannya dikabulkan atau paling tidak diberikan jalan atas cobaan dan ujian yang sedang mereka rasakan, tangan mereka diangkat dengan penuh kekhususkan, menengadah kepada sang Maha Pencipta untuk memberikannya pertolongan juga rezeki yang dilancarakan. Seolah rezeki tidak akan pernah turun jika tidak diminta.

Entahlah apakah kita harus terus meminta-minta kepada Tuhan kita, apakah Tuhan tidak tahu apa yang kita butuhkan lantas Tuhan harus kita gugat dengan permintaan-permintaan duniawi yang kita selipkan di setiap doa kita. Entahlah jikapun kita tidak pernah meminta dan berdoa, kebanyakan dari kita juga takut akan kekufuran dan streotip bahwa kita telah sombong dan merasa bisa segalanya. Tetapi bagaimana jika kita terus bergantung kepada-Nya dan menutup jalan bagi kita untuk menentukan semua pilihan dunia yang pada akhirnya segala ujian dan derita lantas sumbernya juga Tuhan. Padahal belum tentu, karena hidup ini sebuah pilihan yang akan terus berjalan. Pilihan kita menentukan hidup kita menuju derita atau bahagia.

Di samping para jamaah yang menyibukkan dirinya berdoa Zeno sedang asik duduk-duduk di serambi masjid menyaksikan keramaian yang ada di luarnya, berbondong-bondong jamaah meninggalkan masjid setelah apa yang mereka kira sebuah kewajiban, hanya dengan berjamaah shalat tarawih di masjid. Zeno duduk santai dengan bersandar di tembok serambi. Sedang asik menyaksikan keramaian itu Zeno dikagetkan dengan seorang bapak tua yang menyapanya dan duduk di sebelahnya. Sambil tersenyum malu Zeno menjabat tangan bapak itu lalu menciumnya sebagai bentuk ke tawadukannya kepada yang lebih tua. Zeno Sebagai seorang pemuda yang memiliki sifat malu-malu dan jarang sekali bergaul dengan banyak orang di ajak berbicara oleh bapak tua itu.

            Bagaimana kabarmu nak, ramadan telah tiba apa yang ingin menjadi tujuanmu di ramadan ini

Sangat kaget Zeno diajukan pertanyaan mengenai tujuan-tujuan seperti ini. Kalaupun mengenai kabarnya tentu dia baik, jika sakit sudah pasti ia harusnya tidak ada di sini. Tetapi mengenai tujuan ramadan. apakah yang bapak tua itu maksutkan. Apakah ramadan harus dilakukan dengan tujuan, tanya Zeno

            Tentu tidak harus ada tujuan, tetapi bagaimana kamu bisa tahu bahwa ramadanmu berhasil jika kamu tidak mengarahkannya kepada tujuanmu.

Zeno terdiam dan memikirkan tentang hal itu, ia benar-benar tidak memiliki tujuan apa-apa selain niat di dalam hati untuk melaksanakannya.

             Iya nak, niat itukan untuk menjalankannya, tetapi niat berpuasa untuk menahan lapar dan haus saja rasa-rasanya sia-sia. Di bulan yang penuh berkah ini paling tidak kamu harus punya visi kedepan, minimal sedikit lebih dekat dengan Gusti Allah.

Kini Zeno sedikit mengerti mengenai tujuan yang dimaksutkan bapak tua itu.

            Kalau begitu coba setelah ini akan aku coba pikirkan apa tujuanku di ramadan ini pak, iya benar kita harus mengarahkan ramadan ini kepada tujuan kita paling tidak sedikit lebih dekat dengan Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun