Mohon tunggu...
Miftahul Rachman
Miftahul Rachman Mohon Tunggu... Penulis - Kontributor

Lahir di desa Banjarsari Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember Propinsi jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guruku yang Mengajariku Mengenal Pelangi

26 November 2019   05:00 Diperbarui: 26 November 2019   05:12 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Agak terlambat, menulis kenangan di Hari Guru. Tetapi tak ada kata terlambat bagi seorang murid mengucapkan terima kasihnya kepada guru yang mengajarinya membuka jendela berfikir.

Aku lahir disebuah desa terpencil, tepatnya Desa Banjarsari Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur. Sebuah desa yang jauh dari fasilitas pendidikan yang cukup.

Sekitar tahun 1975 an, jalanan di desa kami masih belum beraspal. Jika hujan becek, jika kemarau berdebu. Kami sekolah hampir jarang menggunakan sepatu. Kaki telanjang terasa lebih nyaman menapak tanah. 

Sekolahku masih berdinding bambu, dengan fasilitas belajar seadanya. Buku satu cukup buat menulis pelajaran yang diberikan guru. 

Lebih banyak kami mengandalkan ingatan dibanding belajar dari catatan buku. Tak salah jika yang terekam dibenakku bukanlah hasil membaca, melainkan hasil mendengar cerita guruku.

Hingga aku menjelang lebih setengah abad yang masih berpengaruh dalam pikiranku adalah saat terindah guruku mengajak kami berkemah, jalan jalan mengenal alam dan pembuktian nyata melalui alam yang ada disekitarku.

Guruku yang menanamkan keyakinan rasional, membongkar segala mitos yang berkembang di desa kami. Termasuk mitos tentang pelangi. 

Masyarakat di desa kami menyebut pelangi dengan sebutan "andeng", sejenis mahluk yang tampak dilangit berupa warna warni, pertanda sedang minum di sendang, semacam danau. 

Kami mempercayainya dongeng tentang pelangi secara turun temurun, sampai Pak Adi Siswanto menunjukkan kepada kami dengan cara sederhana.

Diambilnya kaleng berisi, lalu orotan pensil yang ada kacanya diletakkan di dalam air dengan sudut tertentu menghadap matahari. Pantulan sinar matahari diarahkan ke tembok sekolah. Lalu dengan sangat menakjubkan berbentuk pelangi, beragam warna.

Pak Adi lah yang membongkar mitos tentang pelangi, dan menggantinya dengan ilmu pengetahuan tentang spektrum cahaya.

Dasar berfikir itulah yang selanjutnya mempengaruhi caraku memahami ssgala sesuatu. Meski pak Adi berpesan bahwa tak semua bisa dipahami dengan akal sehat, tetapi akallah yang akan menuntun manusia memahami kebenaran objektif.

Terima kasih guruku, engkau telah membuka cakrawala berpikirku. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun