Mohon tunggu...
Miftahul Falah
Miftahul Falah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Jalan Komodor

16 Juli 2021   22:26 Diperbarui: 16 Juli 2021   22:30 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Jakarta --- Sejak 3 Juli hingga 20 Juli, Pemerintah secara khusus memberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat untuk wilayah Jawa-Bali. Presiden Joko Widodo mengumumkan kebijakan ini pada Kamis (1/7/2021) melalui YouTube Sekretariat Presiden. Kebijakan ini diambil untuk memutus mata rantai yang belakangan meningkatkan penyebaran virus COVID-19.

Kali ini, penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) lebih ketat dari sebelumnya. Hal ini juga menuai pro dan kontra di masyarakat. Namun sayangnya, kebijakan ini telah berdampak signifikan pada masyarakat kecil seperti pedagang kaki lima, pekerja, dan mereka yang benar-benar harus meninggalkan rumah untuk bertahan hidup. Memprihatinkan melihat pedagang yang barangnya diambil alih oleh petugas yang berwenang, sehingga para pedagang merasakan rugi besar.

Keadaan yang memaksa orang-orang menengah kebawah untuk bekerja atau berdagang di luar rumah mereka tampak tertindas. Ketika dana Bantuan Sosial (BANSOS) dikorupsi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, pemerintah seolah tidak terlalu memperhatikan mereka yang membutuhkan. Tak hanya mengkhawatirkan untuk rakyat kecil, hal tak berperikemanusiaan itu juga menyita perhatian komedian ternama Rizky Firdaus Wijaksana (Uus) dengan adanya barang dagangan para penjual disita.

Di feed Instagram pribadinya @uusbiasaaja, ia menulis, "Kenapa swab test, vitamin, dan tabung oksigen tidak gratis jika benar-benar ingin menyelesaikan masalah ini dengan cepat? Ingin menyelesaikan dengan cepat, padahal sudah ada solusi. Ketika banyak yang mati, menyalahkan orang mati."

Ia menambahkan kritik yang menyindir di akun miliknya, "Banyak yang menyalahkan mereka yang keluar rumah untuk bekerja, sambil menyeruput Starbucks di depan laptop mereka dan menunggu ojek online untuk mendapatkan makanannya. Kenapa tidak memarahi ojek online tersebut? Ya, daripada kelaparan, terus Covid, dan mati? Tidak apa-apa, yang penting aku prokes banget," tulisnya.

Jalan Komodor Halim Perdanakusuma, Kecamatan Kampung Makasar, Jakarta Timur, juga memberlakukan kebijakan ini. Beberapa gang untuk masuk ke perumahan penduduk terlihat ditutup dengan portal pada waktu-waktu tertentu, tidak seperti biasanya. Selain itu, 6 gang arah masuk ke perumahan ditutup pada siang hari dengan portal dan 15 gang ditutup pada malam hari di sepanjang jalan itu. Beberapa warung yang buka 24 jam sehari juga telah menyesuaikan aturannya untuk menghindari kerumunan orang. Pedagang yang berdagang dengan berjalan kaki juga jarang terlihat berjualan.

Seperti Anto (43), yang berdagang bakso tusuk dan umumnya mangkal di depan Gang Mawar Jalan Komodor. Anto mengaku kecewa dengan pemerintah yang terkesan terlalu banyak menyalahkan rakyat kecil tanpa solusi yang tepat. "Ya sedih ya, sepi, semakin sepi dagangan saya. Apalagi banyak pedagang yang barangnya diangkut di berita, saya prihatin," ungkap Anto.

Anto juga beristirahat dari sumber penghasil uangnya itu dan tidak lagi mangkal di depan Gang Mawar untuk sementara waktu. Memang, sebelumnya dia biasa secara teratur berdagang di depan gang dari jam 12 siang hingga jam 8 malam. Dia juga mengubah pekerjaannya dengan menjadi kuli bangunan untuk saat ini.

Hal yang sama terjadi pada Mona (53), yang bekerja di perusahaan tempatnya bekerja sebagai tenaga pemasaran. Ia tinggal di pemukiman padat Gang Mawar, RT.08/RW.08 Kecamatan Kampung Makasar, Jakarta Timur. Dia merasa sulit dengan adanya jalan-jalan yang ditutup ketika dia ingin pergi bekerja. "Saya percaya dengan Covid dan saya benar-benar harus bekerja di luar rumah dengan keadaan seperti ini. Untuk WFH tentu tidak bisa, mengingat posisi pekerjaan saya," katanya.

Dia menambahkan, sebagai single parent, bahwa tiga dari empat anaknya masih belum bekerja. Dia sering berpikir tentang pensiun dan istirahat untuk bekerja selama sisa hidupnya. Namun, dorongan dan tujuannya untuk bekerja tetap tertuju pada tiga anaknya. "Saya capek, lalu apa? Tiga anak saya belum bekerja, untungnya kakak tertua sudah bekerja. Alhamdulillah, baik atau buruk, disyukuri. Intinya hari-harinya anak-anak masih dapat menemukan beras," ia menyatakan.

Sejak PPKM darurat dilaksanakan pada 3-20 Juli 2021, pemerintah menargetkan penurunan penambahan kasus terkonfirmasi harian menjadi kurang dari 10.000 kasus per hari. Saat ini, pemerintah sedang mengkaji hasil evaluasi yang berbeda sambil memantau keberhasilan implementasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat untuk Provinsi Jawa Bali yang akan berakhir pada 20 Juli. CNNIndonesia.com, Senin (7/12/2021), melaporkan, "Perpanjangan adalah salah satu pilihan," kata Safrizal ZA, Direktur Jenderal Pemerintahan Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Namun, Safrizal tidak mengungkapkan opsi lain yang disebutkan. Ia juga enggan merinci kapan pemerintah akan memutuskan kelangsungan PPKM Darurat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun