Tangerang, Banten (8/8/20) Selama masa pandemi Covid-19 ini, tentunya kesehatan menjadi hal utama yang harus diperhatikan. Melakukan tindakan pencegahan seperti social distancing, stay at home, rajin mencuci tangan menggunakan sabun sudah menjadi hal yang harus kita lakukan di masa pandemi saat ini. Sekarang, dengan diterapkannya adaptasi kebiasaan baru, membuat masyarakat dapat melakukan aktivitasnya kembali namun tetap menerapkan protokol kesehatan.
Selain dari segi kesehatan, kondisi mental setiap individu juga perlu menjadi perhatian. Risiko gangguan kesehatan mental dapat dinilai cukup tinggi saat ini, hal ini dikarenakan kondisi yang masih belum diketahui kapan pandemi ini akan berakhir. Risiko gangguan kesehatan mental seperti ini dapat terjadi pada siapa saja, baik dari golongan tua ataupun muda, semuanya memiliki potensi yang sama. Hal ini menyebabkan kekhawatiran, kepanikan, ketakutan dan stress yang luar biasa.
Berdasarkan beberapa kondisi tersebut, Mahasiswa Universitas Diponegoro melakukan kegiatan psikoedukasi dalam bentuk poster interaktif untuk meningkatkan awareness mengenai kesehatan dan mengelola rasa cemas pada warga di lingkungan RW016 Kelurahan Tanah Tinggi, Kota Tangerang.
Psikoedukasi ini bertujuan agar para warga dapat lebih sadar akan pentingnya untuk tetap menjaga kesehatan di kala pandemi ini. Apalagi dengan kondisi adaptasi kebiasaan baru yang mengharuskan untuk tetap beraktivitas di luar dengan syarat mematuhi protokol kesehatan. Jika para warga memahami akan pentingnya menjaga dan mematuhi protokol kesehatan, maka hal ini akan membantu dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19 secara bersamaan.
Selain sadar mengenai kesehatan secara fisik, psikoedukasi ini juga bertujuan agar para warga juga dapat memahami kesehatan mentalnya. Situasi pandemi saat ini mudah sekali untuk memicu stress. Oleh karena itu diperlukan bagaimana cara untuk mengelola rasa cemas yang berlebihan.Â
Ketua satgas setempat menyatakan bahwa RW 016 memiliki sedikitnya tiga orang pasien ODP (orang dalam pengawasan) dan satu orang pasien PDP (pasien dalam perawatan). Hal ini menimbulkan kecemasan para warga di wilayah RW 016. Kurangnya edukasi mengenai bagaimana cara untuk mengkontrol kecemasan menyebabkan warga sekitar kesulitan untuk meregulasi emosi yang ada.
Kegiatan ini berbasis online, dimana poster disebarkan melalui sosial media/group para warga RW016, dan dalam pelaksanaannya kegiatan ini dibantu oleh petugas setempat (admin dari group tersebut).
Oleh : Miftahul Jannah (Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro)