- Disebuah persimpangan, aku pernah mendapati sisa-sisa wajahmu yang begitu sendu
Menatap pada aku yang begitu peluh setelah kepergianmu
Kepergianmu Yang meninggalkan tajam rajam pada sukmaku.
Disebuah persimpangan, aku masih mengingatmu
Mengagumimu bahkan masih menunggumu
Hingga akhirnya nalar memecahkan ragu
Dan aku, yang tak lagi menghiraukan mana dungu dan mana pilu
Tetap saja bersikeras menunggu perihal kepulanganmu..
Tak peduli seberapa tajam belati yang menghujaniku
Aku masih menantimu.
Disebuah persimpangan,
Aku masih mengingat pasti
Konspirasi antara dua hati yang saling ingin berjanji
Mengingat begitu pasti
Ketika Bagaimana konstelasi kedua wajah yang sendu ingin saling berpeluh
Pula masih mengingat dengan rinci
wajah mana yang paling tajam menancapkan luka
disela-sela cinta tengah memerah muda.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!