"Masuuk, Mbak Ariel!" dua cowok itu ngakak.
Akhirnya setelah ngos-ngosan dan keringat mulai dleweran, Ariel melihat bengkel. Ia mulai kelelahan karena harus menuntun motor selama kurang lebih 200 meter. Tragisnya bengkel itu berada di dekat kampusnya.
"Wis kadung telat kuliah, sekalian bolos aja. Ngurusi motor dulu," batinnya.
Sesampainya di bengkel, Ariel langsung ditemui Aliando Syarief, salah satu montir di bengkel itu.
"Motornya kenapa, Mbak?" tanya Aliando.
"Nggak tahu mas. Motornya enggak mau jalan," Ariel Tatum.
Aliando dengan cekatan menunggangi Ariel Tatum, eh motornya, hehe. Ia berusaha menyalakan motor yang masih berteknologi transisi manual itu.Â
Tangan kanan Aliando menarik stang gas, dan kaki kirinya menekan pedal gas. Berkali-kali Aliando memindahkan gigi gir satu hingga empat, tetapi sesuai yang dikatakan Ariel, roda motor belakang tidak bergerak sama sekali.Â
Saat akan menyetandar motor, Aliando melihat pemandangan aneh yang membuatnya tertawa terpingkal-pingkal.
"Walah, Mbak. Rantai motornya nggak ada," seru Aliando sambil menahan tawa.
Ariel Tatum tersenyum menahan malu. Ia tak menyadari jika rantai motornya putus dan hilang saat ia ngebut. (Miv)