Mohon tunggu...
Mifta Ariani
Mifta Ariani Mohon Tunggu... Freelancer - Do the best

Low Profile dan bersahaja

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Cara Sederhana Menjaga Stabilitas Keuangan Keluarga

27 Juli 2019   08:15 Diperbarui: 27 Juli 2019   08:19 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri/Cara Sederhana Menjaga Stabilitas Keuangan Keluarga

Ini adalah tulisan pertama saya. Sejak awal saya suka sekali membaca ulasan tentang hal-hal yang berkaitan dengan keuangan keluarga. Mengatur keuangan keluarga tidak semudah seperti yang kita bayangkan. 

Banyak sekali faktor yang menyebabkan sehingga pengeluaran tidak pernah habis-habisnya dan tidak sebanding dengan gaji yang di dapat, sehingga mendapat gaji seberapapun jawabannya tetap saja kekurangan.

Berbicara mengenai keuangan keluarga, satu hal yang harus kita ingat adalah bahwa kalau kita bisa mengelola keuangan keluarga dengan baik, dalam artian bisa menyeimbangkan antara pendapatan dan pengeluaran, maka gaji berapapun akan bisa kita kelola demi terciptanya stabilitas keuangan keluarga.

Kebanyakan keluarga, biasanya bila mendapat kenaikan gaji, secara otomatis meningkatkan pola gaya hidup mereka. Hal itulah salah satu yang menyebabkan gaji selalu saja kurang walaupun ada kenaikan jumlahnya. Misalnya saat mendapat gaji 10 juta perbulan, punya cicilan sepeda motor 2 juta perbulan, cicilan rumah 3 juta perbulan. 

Setelah gaji naik menjadi 15 juta perbulan, ganti kendaraan yang lebih besar dan baru dengan cicilan 5 juta perbulan, belum lagi tambahan ganti handphone keluaran terbaru dan cicilan-cicilan konsumtif lainnya dengan alasan supaya tidak kalah dengan teman dikantor. Jadi harus dilihat juga kemampuan kita sejauh mana, jangan sampai kita terjebak oleh kebiasaan gali lubang tutup lubang.

Kalau kita turuti terus, wajarlah kalau hutang tiba-tiba menumpuk. Jangan sampai memiliki pendapatan besar tapi cicilan juga besar pula, sampai tidak seimbang, akibatnya hidup menjadi tidak tenang, sakit sakitan karena banyak memikirkan hutang. Kalau sudah sakit-sakitan, ujung-ujungnya juga butuh dana juga kan untuk biaya pengobatan.

Disini saya memiliki langkah antisipasi yang mungkin bisa diterapkan dalam menjaga stabilitas keuangan keluarga, yaitu sebagai berikut:

1. Buat dana darurat

Langkah pertama yaitu membuat dana darurat, dengan cara selalu sisihkan uang diawal mendapat gaji, sebagai dana darurat. Bila gaji yang didapat besarannya sama setiap bulannya, misal bagi para ASN atau pegawai swasta yang rutin mendapat gaji tetap tiap bulannya, maka besarnya uang yang disisihkan bisa ditetapkan diawal dengan nominal yang sama tiap bulannya.

Namun bagi para wiraswasta yang tidak mendapat gaji tetap perbulan (terutama yang kerjanya freelance), maka bisa diakali dengan cara menyisihkan sebagian uang diawal, setiap kali menerima pemasukan berupa uang. Ini harus dilakukan secara konsisten. Sebelum dana terkumpul banyak, jangan diotak atik terlebih dahulu dana yang disisihkan tadi.

Adapun besarnya dana yang disisihkan, bisa disesuaikan dengan kondisi keuangan yang didapat, yang penting konsisten. Misalnya mampunya komitmen menyisihkan 50 ribu, ya sisihkan 50 ribu. Atau mungkin mampu berkomitmen menyisihkan 500 ribu, ya sisihkan 500 ribu. Begitu seterusnya setiap bulannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun