Mohon tunggu...
Miftahul Jannah
Miftahul Jannah Mohon Tunggu... Universitas Islam Negeri Syarif HIdayatullah Jakarta

Mahasiswa Semester 2 Prodi Manajemen Pendidikan Universitas Islam Negeri Syarif HIdayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

UN Bangkit dengan Wajah Baru: Fokus pada Kopentensi, Literasi, dan Karakter Siswa!

21 Juni 2025   17:46 Diperbarui: 21 Juni 2025   17:46 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto siswa sedang melaksanakan ujian (Sumber: https://www.istockphoto.com/id)

Pemerintah kembali menghidupkan Ujian Nasional (UN) dengan wajah baru. Dulu, UN sempat dihapus, tapi sekarang akan diberlakukan lagi. Tidak lagi sekadar ajang pengukuran nilai akademik, format terbaru ini dirancang untuk menilai kemampuan penting siswa, seperti membaca dan memahami (literasi) serta berhitung (numerasi). Selain itu, UN juga akan melihat karakter baik siswa, yang sejalan dengan nilai-nilai Pelajar Pancasila. Kebijakan ini menjadi bagian dari upaya besar transformasi pendidikan nasional agar lebih relevan dengan kebutuhan zaman. Dengan begitu, diharapkan bisa menyiapkan siswa untuk masa depan dan membuat lulusan makin berkualitas.

Pemerintah memutuskan mengaktifkan lagi Ujian Nasional (UN) mulai tahun 2026 setelah evaluasi mendalam. Ada beberapa alasan utama di balik keputusan ini. Pertama, Asesmen Nasional (AN) yang ada saat ini punya keterbatasan. Karena hanya mengambil sampel, AN tidak bisa memberi gambaran lengkap kemampuan setiap siswa, terutama di sekolah-sekolah kecil. Guru dan orang tua butuh data lebih spesifik untuk membantu perkembangan anak. Kedua, ini soal keadilan dalam penilaian. UN memastikan setiap siswa dievaluasi, jadi tidak ada yang "terlewat", termasuk mereka di daerah terpencil. Sistem ini jadi lebih adil untuk semua. Ketiga, hasil UN akan memberi umpan balik yang bisa langsung dipakai. Data rinci dari ujian ini membantu guru merancang strategi belajar pribadi, bimbingan, atau persiapan ke perguruan tinggi. Guru jadi lebih paham kebutuhan siswanya. Terakhir, kembalinya UN bertujuan untuk meratakan kualitas pendidikan. Dengan data yang lebih lengkap, pemerintah bisa tahu persis sekolah atau wilayah mana yang butuh bantuan, baik itu pelatihan guru, perbaikan fasilitas, atau sumber daya tambahan. Ini demi kualitas pendidikan yang lebih baik dan merata di seluruh Indonesia.

Ujian Nasional (UN) yang akan datang ini bukanlah sekadar pengulangan, melainkan perubahan besar. Fokus utamanya kini pada penilaian kemampuan setiap siswa secara pribadi, bukan lagi sekadar perbandingan antarsekolah, dan akan melibatkan semua siswa di tingkat akhir jenjang pendidikan. Salah satu hal paling baru adalah sistem penilaiannya yang adaptif atau menyesuaikan diri. Dengan teknologi Computerized Adaptive Testing (CAT), soal ujian akan berubah tingkat kesulitannya tergantung jawaban siswa, membuat penilaian lebih akurat. Yang terpenting, tujuan UN ini bukan lagi penentu kelulusan. Hasilnya hanya untuk memetakan atau mendiagnosis kemampuan siswa, memberikan gambaran jelas untuk perbaikan belajar. Selain itu, UN akan dilaksanakan secara digital, tanpa kertas, yang membuatnya lebih efisien. Sekolah juga akan punya fleksibilitas untuk mengatur jadwal ujian, disesuaikan dengan kesiapan masing-masing. Ini semua diharapkan dapat membuat pendidikan kita lebih baik dan relevan dengan masa depan.

Penerapan Ujian Nasional (UN) dengan format baru ini diharapkan membawa banyak dampak baik. Salah satunya, kualitas belajar di sekolah bisa meningkat. Guru dan sekolah akan lebih fokus mengembangkan kemampuan berpikir (penalaran), kreativitas, dan karakter siswa. Mereka tidak lagi hanya melatih siswa untuk menghafal soal. Ini tentu akan mengurangi tekanan yang tidak perlu pada siswa maupun guru. Selain itu, pemerintah akan punya data yang lebih akurat tentang mutu pendidikan di seluruh Indonesia. Data ini sangat penting untuk melihat di mana saja ada perbedaan kualitas antara satu wilayah atau sekolah dengan yang lain. Dengan begitu, pemerintah bisa memberikan bantuan yang lebih tepat sasaran, misalnya lewat program pelatihan untuk guru atau pemerataan fasilitas sekolah. Pada intinya, tujuan besar dari kebijakan UN ini adalah menyiapkan siswa dengan keterampilan yang benar-benar mereka butuhkan di masa depan. Dengan fokus pada kemampuan dasar seperti membaca dan memahami (literasi), berhitung (numerasi), serta karakter yang kuat, lulusan kita diharapkan jadi lebih siap bersaing di dunia kerja dan menghadapi kehidupan yang semakin kompleks.

Meskipun Ujian Nasional (UN) datang dengan format baru yang lebih baik, pelaksanaannya pasti akan menghadapi beberapa rintangan. Kita perlu perhatian serius pada hal-hal ini. Berikut ialah tantangan implementasi dan solusi :

  • Masalah Teknologi di Sekolah

Tidak semua sekolah punya komputer atau internet yang cukup, apalagi yang di pelosok. Ini jadi tantangan besar. Tapi, pemerintah sudah janji akan bantu menyediakan alat dan fasilitas teknologi lewat program khusus. Kerja sama dengan pihak swasta juga bisa mempercepat pemerataan fasilitas ini.

  • Kesiapan Para Guru

Guru-guru kita juga perlu dilatih untuk mengerti cara kerja sistem ujian baru (CAT) dan bagaimana memakai hasil ujian ini untuk tahu kemampuan siswa. Jadi, Kementerian Pendidikan (Kemendikbudristek) harus mengadakan pelatihan besar-besaran untuk guru di seluruh Indonesia. Pelatihan ini fokusnya agar guru bisa menganalisis data ujian dan tahu cara mengajar yang pas.

  • Kesehatan Mental Siswa

Meskipun UN tidak menentukan kelulusan, ujian tetap bisa membuat siswa stres atau tertekan. Nah, sekolah bisa membantu dengan menyediakan program pendampingan, seperti konseling. Penting juga bagi sekolah untuk mengutamakan cara belajar yang membuat siswa merasa nyaman dan tidak terbebani.

  • Meratakan Kualitas Pendidikan

Sekolah-sekolah di daerah terpencil atau yang kurang maju mungkin sulit untuk punya kualitas yang sama dengan sekolah di kota besar. Untuk mengatasi ini, pemerintah perlu lebih sering memberikan bantuan di daerah-daerah tersebut. Misalnya, dengan menyediakan guru-guru yang hebat dan fasilitas sekolah yang lengkap.

Jadi, Ujian Nasional (UN) itu hadir dengan wajah baru. Fokusnya pada kemampuan dasar dan karakter siswa, bukan sekadar nilai. Ini penting karena UN baru ini akan memberi data lengkap untuk membantu siswa dan meratakan kualitas pendidikan di Indonesia. UN ini  akan memakai sistem digital adaptif dan tidak lagi jadi penentu kelulusan. Meski ada tantangan seperti teknologi dan kesiapan guru, pemerintah siap mengatasinya. Intinya, ini langkah besar untuk mencetak generasi yang lebih siap menghadapi masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun