Mohon tunggu...
Miflah Ridaeni
Miflah Ridaeni Mohon Tunggu... Arsitek - Seorang Pelajar

Jangan pantang menyerah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perjuangan Hak-hak Wanita

26 Februari 2020   18:39 Diperbarui: 26 Februari 2020   18:50 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seorang wanita yang memperjuangkan hak haknya agar tidak dipandang lemah. R.A.Kartini lahir dikeluarga sederhana, R.A.Kartini terlahir dari pasangan K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojoadhiningrat dan M.A. Ngasirah. 

Ia lahir di keluarga bangsawaan, ia merupakan anak ke lima dari sebelas bersudara kandung dan tiri. Pada usia dua belas tahun, ia mengenyam pendidikan di ELS (Europee Lagere School). 

Ada salah satu mata pelajaran yang ia pelajari yaitu bahasa Belanda, tetapi pada saat itu pula ia tidak di perbolehkan untuk keluar rumah karena ia sudah bisa dipingit. 

Ia fasih dalam berbahasa Belanda.  Selama ia dipingit ia mulai belajar sendiri dan mengirim ngirimkan surat kepada teman temannya. kemudian, muncul cita citanya untuk memajukan pemikiran perempuan pribumi pada status sosial yang cukup rendah. 

Ia mulai membaca buku buku yang bermutu tinggi. ia di jodohkan oleh orang tuanya dengan seorang bupati Rembang, kemudian ia melahirkan anak pertama yang bernama Soesalit Djojoadhiningrat.

Perjuangan R.A.Kartini di mulai, kemudian ia mulai berpikir untuk berusaha memajukan perempuan pribumi. Dalam pikirannya kedudukan wanita pribumi masih tertinggal jauh atau memiliki status sosial yang cukup rendah kala itu. RA Kartini banyak membaca surat kabar atau majalah-majalah kebudayaan eropa yang menjadi langganannya yang berbahasa belanda.

Di usiannya yang ke 20, ia bahkan banyak membaca buku-buku karya Louis Coperus yang berjudul De Stille Kraacht,  karya Van Eeden, Augusta de Witt. Ia pun mulai tertarik membaca buku buku berbahasa belanda dan ia pun banyak  mengetahui tentang sosial dan budaya.

Dalam biografi R.A.Kartini ini kita bisa mencontoh beliau, kita sebagai wanita  jangan mau di rendahkan oleh para lelaki karena kita juga sama sama makhluk hidup ciptaan tuhan. Bukan itu saja kita juga harus mencontohperjuangan beliau ketika wanit wanit pribumi tidak tidak mendapatkan pendidikan beliau berjuang demi wanita wanita pribumi agar bisa mendapatkan pendidikan yang layak, dan kita juga bisa mencontoh sikap beliau yang gemar membaca.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun