Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Yuk, Kita Coba Pahami Peringatan Moral SBY tentang Demonstrasi

3 November 2016   16:48 Diperbarui: 3 November 2016   17:48 1854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SBY adalah tokoh. Dia pernah jadi Presiden RI (baca: mantan). Dan, dia tumbuh besar dari militer. Sudah barang tentu pengalaman ini menjadikan ia sebagai tokoh yang mestinya jadi anutan. Tokoh yang kokoh dan perkasa. Nah Pak SBY sudah memberikan semacam ‘Peringatan Moral’ tentang banyak hal, utamanya tentang aksi demo nanti.

So, mari kita dengan hati terbuka, tangan terbuka, dan pintu terbuka menyambut peringatan moral Pak SBY tersebut dengan lapang dada tanpa harus mengelus-ngelus dada (geli tauk!).

Pak SBY mengingatkan semua pihak bahwasanya setiap warga punya hak konstitusional dalam menyampaikan sikap, baik bentuk demo maupun protes lainnya. Menurut beliau unjuk rasa merupakan bagian dari demokrasi. Itu! Saya jelas setuju. Bagaimana dengan Anda?

Bahkan, katanya lagi, bahwa selama 10 tahun menjadi presiden Indonesia, SBY ini kerap didemo. Ia tidak melarangnya namun justru mendengar aspirasi para demonstran. Itu! Saya jelas setuju. Bagaimana dengan Anda?

Wong, mendengarken saja apa susahnya toh. Hanya butuh telinga.

Sumbernya silakan dibaca lengkap di sini saja ya, biar cepat pintar: http://news.okezone.com/read/2016/11/02/337/1530668/sby-dulu-ketika-masih-presiden-saya-tidak-alergi-demo

Dengar baik-baik (baca baik-baik) yang satu ini, “Setiap ada unjuk rasa, saya utus staf saya, catat apa tuntutannya. Barang kali ada yang perlu kita beri masukan dan menetapkan kebijakan. Saya tidak alergi dengan unjuk rasa,” ujar SBY dalam konferensi pers di Cikeas, Rabu (2/11/2016).

Tetapi kenapa SBY seakan-akan dan seolah-olah menyerang Jokowi masalah demo ini? Apakah memang pernah terlintas dalam ucapan dan atau ungkapan Pak Jokowi bahwa Jokowi itu alergi atau anti unjuk rasa? Rasa-rasanya nggak pernah Jokowi bersikap atau berkata anti dan alergi unjuk rasa. Mengerahkan pengamanan bukan berarti alergi loh ya. Lha iyalah, bagaimana kalua sempat terjadi kekacauan dan tidak ada pengamanan sama sekali siapa mau tanggung jawab? SBY? Habib Riziek? Atau siapa? Oooh No! Itu!

Lalu kita lanjut lagi…

Menurut yang kita baca di berbagai macam media berita, katakanlah di TEMPO.COumpamanya, maka jelas banget Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono meminta proses hukum calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, terkait dengan kasus dugaan penistaan agama harus dilanjutkan. "Jangan sampai ada tudingan Ahok kebal hukum," katanya di Puri Cikeas Indah, Bogor, Rabu, 2 November 2016. Oh, pastilah itu. Hanya saja kita juga nantinya mesti menerima dengan legowo apapun hasilnya, Ahok terbukti melanggar hukum atau tidak. Kan begitu.

SBY kemudian mengatakan juga, bahwa rencana Aksi Bela Islam II, yang rencananya akan diikuti oleh ribuan orang pada 4 November 2016 ini juga menginginkan kasus Ahok diproses. Alasannya, aksi itu bermula dari dugaan penistaan agama oleh Ahok. Baru dugaan ya, awas main hakim sendiri. Hati-hati loh ya. Kan juga masih sumir kemurnian demo ini. Ada yang bisa menjamin demo ini bebas politisasi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun