Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Cara Ampuh Cepat Kaya

24 Agustus 2012   03:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:23 32234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1345777850555863520

Bagaimana Kita Memandang Kekayaan Dari Perspektif Kesederhanaan dan Keserbakekurangan Kita?

[caption id="attachment_201849" align="aligncenter" width="549" caption="Kaya tetap kaya dan miskin tetap miskin? (Sumber gambar: http://annisabersabda.wordpress.com)"][/caption]

Dunia yang kita tinggali dan diami ini dipenuhi dengan berbagai sumber daya. Nah, semua itu adalah sumber kekayaan kita juga. Pertanyaan saya begini, kalau memang bumi kita kaya lantas kenapa masih banyak orang miskin? Tentu para pakar ekonomi memiliki jawaban yang berbeda dengan para petani umpamanya. Terlalu kompleks untuk dimengerti. Gap yang terlalu besar dan monopoli yang semakin merajalela menjadikan yang miskin tetap miskin, bahkan tambah miskin dan yang kaya semakin kaya. Itu realitas yang tak pernah bisa dimanipulasi, semanis apapun media atau siapapun juga mau menutupinya.

Pendek kata, sampai akhir zaman nanti (entah kapan) saya tetap hopeless kalau kemiskinan bisa benar-benar dinolkan alias orang miskin 100% dientaskan. Kemiskinan pasti akan terus ada, apapun alasan Anda untuk menolaknya. Tidak mungkin kita akan tiba pada suatu titik di mana kita semua akan menjadi orang kaya raya. I wish it will happen that way soon enough. But unfortunately it won’t!

Saya sebetulnya sedikit banyak tergelitik dengan begitu banyaknya buku yang mengajarkan bagaimana menjadi kaya dalam waktu relatif singkat. Buku yang mengajarkan tentang tips menjadi kaya dalam sebulan. Langkah-langkah ajaib mendatangkan unlimited money to your pocket. Bahkan ada yang memberitahu trik-trik jitu menjadi kaya dalam hitungan jam saja! Situs internet banyak menawarkan cara-cara menjadi kaya dalam seminggu, sebulan, dalam 3 bulan, dan seterusnya. Semua cara-cara ampuh untuk cepat menjadi kaya itu banyak sekali. Tawaran-tawaran yang membuat bulu kuduk meremang, memompa adrenalin dalam darah bekerja lebih cepat, untuk juga dengan cepatnya tergiur dalam mencapai tingkat kemakmuran secara eksponential ala sim sala bim. Lantas kita berbondong-bondong membeli buku-buku tersebut, terus pada kenyataannya, dari jumlah pembeli buku katakanlah 1 juta orang ada berapa yang benar-benar menjelma menjadi orang kaya raya? Kalau tidak ada terus siapa yang kaya dong? Ya penulis bukunyalah….Saya pernah mendapat SMS yang menawarkan kekayaan lewat ‘trik togel’ ha ha ha….kalau yang ini rasanya seperti apa ya, belum pernah coba soalnya.

Saya bukanlah seorang yang pesimistis tapi mbok ya realistis dikit lah. Apakah kita memang bisa menjadi kaya dalam sekejap? Who knows? Okelah, kalau mungkin Anda punya warisan 1 triliun lalu tiba-tiba jatuh ke tangan Anda, ya bersyukurlah dapat durian runtuh. Duriannya gede bijinya kecil lagi. Enaknya…..Tapi kalau motivasi Anda ingin menjadi kaya raya, jangan pernah tergiur dengan berbagai tawaran instant, percayalah Anda akan kecewa karenanya. Kalau Anda mau kaya, bekerja dan berdoalah. Berusaha dan berjuang. Strive to be and to get the best. Nah, kalau sudah lakukan semuanya itu tapi toh Anda tetap miskin juga gimana coba?

Jawabannya ya kita belum ditakdirkan menjadi orang kaya. Kita mesti kembali pada pemahaman untuk bersyukur dalam segala hal. Kalau tidak bisa menjadi kaya then we must live with it, not avoid it. Bukan berusaha mengubahnya dengan segala macam cara, dengan menghalalkan segala cara. Korupsi, mencuri, dan merampok milik orang lain misalnya.

“Akar dari segala kejahatan adalah terlalu mencintai uang dan harta…”

Uang dan kekayaan bukanlah segala-galanya dan satu-satunya yang mesti kita cari dalam hidup ini. Uang itu adalah dan hanyalah sebagai alat bukan tujuan. Sudah sepatutnya kita menjadikan alat sebagai alat dan tujuan sebagai tujuan, kalau kita menjadikan alat sebagai tujuan maka kita tidak akan pernah mendapatkan tujuan hidup yang sebenarnya. Kekayaan tidak akan pernah mampu dan sanggup membeli kebahagiaan. Sekarang pilih mana, Anda ingin kaya atau bahagia? Ya tentu saja kita semua menghendaki kedua-duanya. Alangkah senangnya kalau memang kita memiliki kedua-duanya. Alangkah luarbiasanya bisa berbahagia dalam kekayaan dan menjadi kaya di tengah-tengah kebahagiaan. Tapi kalau kenyataannya nggak bisa dapatkan kedua-duanya bagaimana? Ya mbok ya nrimo aja deh, jangan berontak apalagi maksain diri. Membumilah. Realistislah. Pakailah rumus (socio-science) saya ini: R=H+T(iE). Jangan tegang dulu, ini bukan rumus matematika atau fisika. Tapi juga sih, ini rumus matematika kekayaan yang sempurna. The perfect richness yang dapat dimiliki semua orang.

RICHNESS = Happiness + Thankfulness (in Everything). R=H+T(iE) Artinya, kekayaan sejati itu sesungguhnya adalah apabila kita boleh berbahagia dan selalu mengucapsyukur dalam segala hal. Kita akan menjadi orang yang sangat kaya dan sangat beruntung, apabila ada kebahagiaan dalam hidup kita, dan kita sanggup mengucap syukur dalam segala hal. Bukan mengucap syukur hanya pada hal-hal tertentu. Itu kuncinya. Kita akan menjadi kaya dalam kepenuhan. Sepenuh-penuhnya kaya. Sebab uang dan harta itu ada di kulit semata, tapi kebahagiaan dan ucapan syukur itu ada di dalam hati dan jiwa setiap kita.

Oleh karenanya pula kita mendapat kemampuan untuk hidup sebagaimana adanya kita. Sama seperti kata-kata manis dari seorang Andre Gide, “It is better to be hated for what you are than to be loved for what you are not.” Kita tidak mesti memakai baju kekayaan apabila kita tidak mempunyainya. If you have to live with it then live with it. Jika memang kita sudah sederhana dan tidak pernah bisa menjadi kaya lha jangan paksakan diri, apalagi kalau harus dengan cara memaksa orang-orang di sekitar kita. Hiduplah seperti biasa saja sebab toh uang dan kekayaan bukanlah segala-galanya.

Ini akan memotivasi kita untuk sanggup bilang dan akhirnya mampu berucap, “Thank you God for what I have.” Anda akhirnya akan mampu melihat bahwa diri Anda sesungguhnya kaya raya di hadapan Tuhan walaupun pada kenyataannya masih begitu miskin secara materi dan harta benda. (Mich)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun