Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Money

Apakah Penting Sugesti Dalam Memenangkan Calon Pemimpin Jakarta?

21 Agustus 2012   05:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:29 1673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13455275322115672354

Pentingnya Sugesti Untuk Memenangkan Calon Pemimpin Jakarta (Marketing Politik)

[caption id="attachment_201280" align="aligncenter" width="484" caption="Prilaku individu, dan suntikan media-media dapat memengaruhi calon pemilih. The Power of Suggestion (Sumber Gambar:http://blog.world-mysteries.com)"][/caption]

Pentingnya Sugesti dan Auto Sugesti

Dalam ilmu pemasaran terdapat sebuah kekuatan maha dahsyat bernama sugesti. Ini adalah sebuah upaya untuk baik secara langsung maupuntidak memengaruhi orang lain. Memengaruhi pembeli supaya menjadi tertarik, simpati, dan jatuh cinta dengan produk atau jasa yang ditawarkan, kemudian mengambil sikap untuk membeli produk atau jasa tersebut. Dalam ilmu psikologi hal ini juga dipakai, dan merupakan salah satu prinsip paling halus dan paling kuat. Percaya atau tidak, Anda dapat membuat seseorang mengiyakan dan menerima apa yang Anda katakan dengan menerapkan prinsip sugesti ini. Mereka yang bergelut di dunia hipnotis pun kerap melakukan hal yang sama, bahkan merupakan keharusan. Menurut beberapa catatan, orang yang hendak menghipnosis seseorang, ia mesti terlebih dahulu ‘menetralisir’ pikiran seseorang (hampir sama dengan mengosongkan pikiran). Langkah selanjutnya adalah mensugesti pikiran orang tersebut dengan apapun yang sang penghipnotis inginkan.

Adalah seorang bernama Napoleon Hill, ia begitu luarbiasa dalam menulis, berbicara, dan memengaruhi orang lain melalui kekuatan sugesti. Pernah suatu ketika tatkala lagi mengajar di sebuah kelas psikologi terapan ia mendemonstrasikan kekuatan sugesti tersebut. Napoleon mengambil sebuah botol kecil dengan pembungkus bertuliskan “Minyak Peppermint” lalu berkata kepada semua siswa di situ bahwa ia akan mendemonstrasikan kekuatan aroma dari minyak itu. Kemudian sambil mengangkat botol tersebut di depan kelas agar semua siswa dapat melihatnya, ia menjelaskan bahwa botol itu berisi minyak peppermint dan hanya dengan beberapa tetes saja dapat menebarkan aroma yang bisa tercium oleh seisi ruangan kelas dalam waktu 40 detik. Napoleon kemudian membuka penyumbat botol tersebut lantas menuangkan beberapa tetes ke tangannya, serempak ia memalingkan wajahnya ke lain arah untuk memberi kesan betapa kuatnya aroma minyak yang ia tuangkan itu. Selanjutnya ia meminta siswa di kelas itu untuk mengangkat tangannya begitu mencium aroma peppermint. Tangan demi tangan mulai terangkat ke atas, sampai akhirnya lebih dari 75 persen siswa yang ada mengangkat tangan mereka.

Apa yang terjadi kemudian? Napoleon Hill tiba-tiba mengangkat botol itu lalu meminum isinya perlahan dengan santainya. Ia lalu menjelaskan bahwa isi botol itu sesungguhnya hanyalah air putih biasa! Tidak ada siapapun yang mencium aroma peppermint sama sekali. Apa yang terjadi barusan sesungguhnya tak lebih dari ilusi olfaktori yang murni dihasilkan oleh prinsip sugesti.

Nah, kalau sugesti adalah prinsip yang diterapkan seseorang dalam rangka memengaruhi orang lain, maka ada prinsip lain yang bernama auto sugesti. Anda mungkin bertanya, makanan jenis apa pula ini? Okelah, secara gamblang auto sugesti itu dapat dijelaskan sebagai sugesti diri sendiri. Artinya sugesti ini sengaja dibuat oleh seseorang untuk memengaruhi dirinya sendiri. Begini, dalam banyak hal kita perlu mensugesti diri kita sendiri untuk memotivasi, menyembuhkan dari sakit, meraih kesuksesan, dan lain sebagainya. Kita butuh sugesti diri dalam mencapai hasil yang optimal. Banyak penelitian yang sudah membuktikan betapa hebatnya auto sugesti menyembuhkan penyakit-penyakit yang bahkan secara medis sudah sampai kepada titik ‘dokter angkat tangan’. Betapa auto sugesti juga dapat membuat seseorang menjadi apa yang sebetulnya kelihatan mustahil bagi dirinya. Seorang wanita muda menjadi pemimpin negara. Seorang anak muda menjadi ulama besar. Seorang yang cacat fisik mampu memimpin negara besar. Seorang yang sangat miskin berhasil menjuarai olimpiade matematika dan fisika, serta banyak contoh lainnya.

Cobalah Anda praktekkan seperti itu, setiap malam sebelum tidur sugestikan diri Anda dengan / terhadap sesuatu yang selalu diidam-idamkan atau sangat diharapkan. Umpamanya yakinkanlah diri Anda sendiri dengan seyakin-yakinnya bahwa apa yang sementara diupayakan akan menuai hasil sesegera mungkin. Ulangi itu tiap malam, dan Anda akan melihat kekuatan luar biasa sugesti alam bawa sadar memberikan dorongan tanpa sadar untuk mewujudkan impian Anda. Walau fisik kita tertidur, alam bawa sadar kita akan terus bekerja dan terbangun. Jika Anda terus menerus membayangkan tubuh Anda rentan terhadap sakit, percayalah Anda akan jatuh sakit. Anda membayangkan bahwa hidup ini berguna dan perlu terus menerus disyukuri, Anda akan menjadi orang yang tahu mengucap syukur dalam segala hal. Kita tidak boleh main-main dengan kekuatan pikiran kita sendiri.

Saya pernah melakukannya beberapa kali. Bukan kebetulan kalau semuanya berhasil. Paling pertama, adalah ketika memasuki tahun kedua kuliah, saya senang sekali nonton film-film Amerika, dan tiap malam auto sugesti saya terapkan bahwa lulus kuliah saya akan menginjak Amerika. Target saya dalam waktu tidak lebih dari dua tahun saya akan bisa melihat Amerika secara langsung. Saya tidak main-main dengan prinsip auto sugesti kala itu, pembuktiannya pun terjadi, hanya berselang 3 bulan setelah lulus kuliah saya berhasil pergi ke Amerika sesuai target saya. Pernah juga saya menanamkan auto sugesti tentang keinginan amat sangat untuk bisa meneropong bintang (harapan sejak kecil), bukan kebetulan kalau akhirnya saya bisa berkunjung ke NASA, dan bahkan akhirnya memiliki teropong bintang sendiri.

Kawan saya mempunyai impian yang sangat tinggi dan termotivasi dengan amat sangat untuk menjadi pengajar di Princeton University New Jersey, salah satu di antara ‘the best university’ yang ada di Amerika. Ia mendorong dirinya, dan selalu berkata melalui prinsip auto sugesti bahwa hal itu tidak mudah, tapi ia pasti sanggup mendapatkannya. Satu tahun kemudian ia menelepon saya dan mengatakan bahwa ia baru saja diterima menjadi pengajar di Princeton University.

Kekuatan dorongan sugesti diri ini akan memaksimalkan dan mengoptimalkan setiap kerja pikiran bawah sadar kita, dan dengan sendirinya terimplementasikan lewat semangat juang kita, upaya-upaya, serta motivasi kita untuk meraih kesuksesan dan mencapai puncak harapan kita.

Ada sebuah cerita tentang seorang gadis yang ingin sekali menjadi model. Gadis ini berulang kali pergi melamar ke agency-agency tapi selalu menerima penolakan. Alasannya apa? Ternyata mereka kurang suka dengan tahi lalat yang menempel jelas di atas bibir gadis itu. Mungkin mereka menilainya sebagai sesuatu yang aneh dan tak bagus untuk dunia model.

Untungnya gadis ini pantang menyerah, ia menanamkan auto sugesti terus menerus bahwa ia mesti berhasil. Ia mencoba dan terus mencoba. Akhirnya ada sebuah agency yang mau menerimanya. Luar biasa sekali, justru karirnya langsung meroket. Tahi lalat yang semula dianggap aneh dan janggal malah menjadi ciri khas, dan punya daya tarik serta nilai jual tersendiri. Puncaknya adalah ketika ia dinobatkan sebagai salah satu supermodel dunia dan menjadi salah seorang wanita terkaya di Amerika. Benar-benar luar biasa. Sekarang siapa tidak kenal wanita dengan ciri khas tahi lalat bernama Cindy Crawford itu?

Menurut kabar, katanya si Yang Yuanqing sang chairman Lenovo Group, produsen computer kelas atas di China, sering sekali tidur sampai larut malam. Seorang tamu yang berkunjung penasaran menanyakan penyebabnya. Apa jawaban pemuda yang disebut-sebut sebagai Bill Gates-nya China itu? Jawabannya pendek saja, ‘impian’. Ia mensugesti dirinya sendiri untuk menggapai impian-impiannya yang tertanam di dalam pikirannya selama ini. Kesimpulannya, impian itu merupakan bahan bakar kehidupan. Karenanya Anda akan menangis, pun karenanya Anda akan tertawa bahagia. Bahkan oleh karenanya juga Anda dapat menangis dalam kebahagiaan. Mensugesti diri Anda menggapai impian bukan sesuatu yang tabu, tapi sebuah keniscayaan dalam menjalani hidup.

Hukum Tarik Menarik

Ada sebuah hukum bernama hukum tarik menarik yang kerjanya ibarat air yang senantiasa mencari keseimbangan, dan segala sesuatu di alam semesta ini memiliki kecenderungan alamiah untuk mencari teman sejenis. Nah, hukum ini sama mutlaknya dengan hukum gravitasi yang menempatkan planet di posisi masing-masing. Kalau diteliti lebih lanjut hukum tarik-menarik ini juga berlaku pada manusia. Bukankah seperti yang selama ini terjadi, orang-orang kaya dan sukses selalu mencari kawan dari jenisnya sendiri. Begitu pun dengan kalangan miskin. Kecenderunganini sangatlah alamiah laiknya seperti air yang selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah. Ketertarikan atas dasar kesamaan persepsi, ini adalah fakta yang tidak bisa dibantah.

Jika memang benar bahwa manusia memiliki kecenderungan mencari kawan dengan kesamaan idealisme dan pikiran yang selaras dengan mereka sendiri, maka alangkah pentingnya mengendalikan serta mengarahkan pikiran dan idealisme tersebut agar berkembang menjadi suatu daya tarik di dalam otak dan pikiran Anda yang pada gilirannya dapat memengaruhi orang lain untuk tertarik kepada Anda.

Peran Sugesti dan Hukum Tarik Menarik dalam Dunia Politik

Hukum tarik menarik sudah sangat jelas. Lihat saja seorang Jokowi yang ‘akhirnya bertemu’ Basuki karena persamaan persepsi, persamaan pandangan dan paradigma, serta persamaan prilaku dalam memimpin. Ketika disuruh memilih pendamping, Jokowi memilih Basuki berlandaskan persamaan-persamaan tadi. Mereka yang idealis cenderung bergabung dan berkoalisi dengan yang sepaham. Para koruptor tentu akan bergabung dengan sesama koruptor, yang ini sudah jelas, sebab kalau tidak bisa bahaya keberadaan mereka, 'peluang' masuk bui sudah menunggu di depan sana seandainya mereka mendukung pemimpin yang anti-korupsi. Mereka yang penekanannya lebih kepada nilai-nilai ideologis keagamaan tentu juga akan cenderung memilih dan memihak yang mengusung konsep dan ideologi sama seperti itu.

Tapi yang bahaya adalah kalau uang sudah bermain. Di sini uang bisa saja bukan hanya menjadi raja, tapi sudah menjelma menjadi ‘tuhan’. Bayangkan kalau saja uang sudah berada di atas segala-galanya, maka apapun terasa begitu murah untuk dibeli. Termasuk prinsip dan keyakinan. Betapa hal ini akan merusakkan nilai-nilai perjuangan dan pembangunan moral yang diperjuangkan segelintir orang. “Nothing can buy everything but money.” Sebuah pendapat super sinting kawan saya itu dewasa ini ternyata mulai ada benarnya. Apa sih yang tidak lagi dapat dibeli dengan uang?

Maka bersyukurlah kita sekiranya masih ada individu-individu yang berjuang tidak semata atau bahkan tidak sama sekali karena mengejar uang dan harta. Siapapun individu-individu tersebut mesti kita sokong dan dukung. Hukum tarik menarik masih akan bekerja sebagaimana adanya ia. Saya percaya yang sederhana akan memihak yang sederhana serta kesederhanaan. Yang terbuka akan memihak keterbukaan. Yang munafik akan tetap berkubang dalam kemunafikan.

Sugesti dalam dunia politik sangat dipengaruhi oleh beberapa kondisi dan pelaku. Pertama ia akan begitu memengaruhi apabila seseorang pada kondisi tertentu mampu memainkan perannya dengan baik sebagai orang yang patut didengar, didukung, dan dihargai. Pada tataran ini, peran kata-kata tidak lagi mampu mensugesti orang lain. Peran tindakan akan lebih dominan memainkan perannya. Coba kita telisik lebih seksama, apa sih yang membuat orang sebegitu tersugesti dengan sosok Jokowi-Ahok? Tindakan dan tingkah laku merekalah yang sudah membuat sebagai besar rakyat tersugesti. Rakyat memandang, inilah sosok yang mewakili kepentingan mereka. Pemimpin yang mau turun ke desa-desa, ke bantaran sungai, ke pasar-pasar kecil, dan semua yang berkenaan langsung dengan masyarakat kecil. Sugesti memengaruhi orang lain lewat tindakan ini ternyata super manjur. Dan mereka berdua tidak melakukan hal ini baru sekarang saja. Kesederhanaan dan kebersahajaan mereka sudah berlangsung lama, semenjak mereka masih di Solo dan Belitung sana. Dan memang mungkin saja seperti inilah keberadaan mereka sesungguhnya, dan keberadaan mereka ini justru disukai dan dicintai banyak orang. Nah, kalau pikiran rakyat sudah tersugesti sedemikian hebatnya, saya pikir tidak ada kekuatan lain yang mampu mematahkannya, terkecuali ada ‘sugesti kontra’ atau sugesti negatif yang lebih kuat daya memengaruhinya.

Di sisi lain, banyak masyarakat sudah tersugesti bahwa ada beberapa pemimpin yang arogan, korup, tidak peduli, dan tidak memihak rakyat. Mana mungkin mereka mau memberikan suara kepada pemimpin yang seperti itu? Dalam dunia politik, mensugesti pemilih itu sangat penting, dan mutlak hukumnya. Memengaruhi isi dan alur pikir rakyat yang hendak memilih itu sangat menentukan. Apakah Anda pikir koalisi partai, suara ulama, suara pendeta, bahkan ajakan seorang presiden sekalipun dapat dengan gampangnya memengaruhi para pemilih? Belum tentu. Alangkah tidak bijaksana dan kurang tepat menggantungkan diri pada hal-hal tersebut. Sugesti dari pasangan kandidatlah yang paling menentukan. Mau siapapun ngomong apapun, para pemilih akan melihat tindak tanduk dan prilaku sang calon pemimpin, bukan menelan mentah-mentah ajakan orang lain. Mereka menilai lewat bukti yang mereka lihat, bukan lewat omongan orang lain. Putaran pertama sudah terbukti, apapun kata orang, mereka mendekatkan diri kepada apa yang mereka saksikan langsung. Makanya jangan main-main dengan prilaku dan gaya hidup seperti yang sudah saya tulis di sini: Prilaku dan Gaya Hidup Menentukan Sikap Para Pemilih

Terakhir, adalah bahwa peran media sangat efektif membantu penguatan sugesti untuk memengaruhi sikap dan pikiran pemilih. Tengoklah betapa dahsyatnya pemberitaan-pemberitaan tentang sosok Jokowi. Ia adalah orang yang sederhana, berpihak pada kerakyataan dan kemanusiaan, terbuka dan tidak meleburkan diri pada persekongkolan politik. Anda tahu sendiri, para pengguna media sosial juga sangat gencar memancarkan dan juga mendapatkan informasi positif tentang Jokowi. Sudah barang tentu efeknya akan sangat luar biasa.

Seberapa besar pengaruh Media Sosial memicu sugesti positif tersebut? Mari kita sejenak membelalakkan mata kita melihat fakta-fakta berikut ini. Belum lama ini Situs www.sgentrepreneurs.com melaporkan bahwa Semiocast menempatkan Jakarta dalam urutan teratas dari 20 kota teraktif menggunakan Twitter. Setelah memilah berdasarkan jumlah kicauan atau tweets maka nampaklah seberapa dahsyatnya pengguna Twitter di Jakarta, wow, Jakarta menghasilkan sebanyak 1.058 miliar tweets.

Yang membuntuti Jakarta dalam jumlah kicauan di Twitter adalah Ibu Kota Tokyo, Jepang. Di tempat ketiga menguntit Kota Sao Paulo di Brasil. Bahkan kota sebesar dan sepadat New York malah hanya berada di urutan kelima.

Lantas bagaimana dengan Facebook? Sesuai data statistik yang dilansir situs Socialbakers.com, dan sudah termuat di http://www.Kompas.com bahwa ternyata pengguna Facebook di Jakarta saat ini merupakan yang terbesar di dunia yakni mencapai 17,48 juta users. Angka tersebut jauh melampaui jumlah pengguna jejaring sosial yang dibuat seorang anak muda bernama Marc Zuckerberg tersebut di kota-kota besar lainnya di dunia. Kota dengan pengguna Facebook terbesar di AS yakni New York saja hanya mencatat 4,3 juta pengguna dan ada di urutan ke-14. Sementara New Delhi, India hanya mencatat 1,57 juta pengguna Facebook dan berada di urutan ke-36.

Angka-angka fantastis ini menandakan bahwa dunia politik jangan sekali–kali meremehkan peran media. Cara mensugesti lewat media sosial, dan juga media-media meanstream lainnya mesti diperhitungkan selayaknya sebuah marketing tool dalam ‘menjual diri’. Ini tidak tabu, justru sangat disarankan. Kalau media-media besar tentu akan memberitakan sosok yang punya ‘nilai jual’ tinggi. Nah, media online adalah sarana lainnya yang mesti dimaksimalkan. Saya melihat ada pasangan calon yang sangat kreatif dan mampu bermain cantik dengan memanfaatkan teknologi digital yang ada. Faktanya memang sudah sendirinya berbicara, lihat saja sosok Jokowi-Ahok yang banyak kali menjadi trending topic di Twitter maupun facebook di Jakarta ini. Belum lagi di beberapa forum online lainnya.

Tapi semuanya kembali berpulang pada kemampuan melakukan sugesti nyata dari setiap calon. Penting lewat kata-kata, tapi teramat penting lewat tingkah laku, tindak tanduk, dan kerja nyata di lapangan. Dengan melakukan itu, ditambah ‘hembusan’ gencar media baik itu siar, online, maupun cetak tentu akan semakin besar khasiatnya. Okelah, silahkan anda pasarkan siapapun yang menurut Anda layak dijual dan tak rugi untuk dibeli. Dan kita mesti menghormati pilihan setiap pembeli. Apakah ia mau membeli barang import berharga selangit, atau lebih tertarik kepada merek tradisional dengan harga sangat terjangkau. Adalah pilihan masing-masing kita. Dan untuk setiap pilihan ada harga yang harus dibayar. (M.E.S)

***

I suppose leadership at one time meant muscles; but today it means getting along with people---Mahatma Gandhi

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun