Mohon tunggu...
Cerita Pemilih

Transgender In Action

4 September 2015   22:00 Diperbarui: 5 September 2015   18:31 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tidak mengenal kecantikan seorang transgender Thailand?


Coba search Nongpoy, maka foto inilah yang akan kalian temukan.
Bagaimana? Cantik kan?
Apakah kalian percaya bahwa perempuan cantik ini adalah seorang transgender? Tentu tidak..

Coba lihat before afternya..


Apakah kalian kaget? Risih? Atau bahkan menganggap salah pilihannya menjadi perempuan?
Jika kalian merasakan hal tersebut, berarti kalian normal.

Memang terkadang kita memandang negatif seseorang yang merubah jenis kelaminnya. Transgender seringkali tidak diterima dan dikucilkan dalam kehidupan di masyarakat. Bahkan bagi sebagian keluarga, mereka dianggap aib keluarga maupun lingkungan sekitar.

Namun, mari kita lihat dari sisi kaum transgender.

Layaknya seorang manusia, seorang transgender-pun pasti ingin menjalani kehidupan secara NORMAL. Tetapi, definisi normal menurut mereka dan normal menurut kebanyakan orang seringkali berbeda, dan hal itulah yang sering membuat kaum transgender ditolak dalam masyarakat.

Normal bagi sebagian besar masyarakat adalah ketika seseorang lahir sebagai laki-laki atau perempuan dan menjalaninya sesuai dengan kodrat tersebut.

Sedangkan bagi seorang transgender, kehidupan normal adalah ketika mereka hidup nyaman sesuai dengan jati diri mereka.
Jati diri seperti apa yang mereka inginkan? Coba kita amati..

Sebagian besar kaum transgender merasa dirinya adalah lain jenis dari apa yang telah dikodratkan.

Mengapa saya berbeda? Apakah benar saya seorang laki-laki/perempuan? Kok saya merasa tidak nyaman ya dengan diri saya saat ini?” Inilah yang ada dalam pikiran mereka.
Mereka merasa ‘aneh’ dengan dirinya sendiri.
Sebagai seorang transgender mereka menganggap dirinya terjebak dalam raga yang salah.
Mengapa demikian?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun