Mohon tunggu...
Michael D. Kabatana
Michael D. Kabatana Mohon Tunggu... Relawan - Bekerja sebagai ASN di Sumba Barat Daya. Peduli kepada budaya Sumba dan Kepercayaan Marapu.

Membacalah seperti kupu-kupu, menulislah seperti lebah. (Sumba Barat Daya).

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Hegemonisme dan Imperialisme Bahasa adalah Teman Bermain yang Berbahaya bagi Bahasa Indonesia

27 Mei 2019   14:09 Diperbarui: 28 Mei 2019   16:27 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku pelajaran Bahasa Indonesia (ilustrasi: www.republika.co.id)

Pemasukan istilah baru yang semakin banyak justru semakin membingungkan dan menjadi sulit untuk dimengerti oleh masayarakat lokal akan makna apa yang ingin disampaikan dalam berkomunikasi.

Mem-bahasaindonesia-kan Indonesia

Agak sulit memang untuk mendeteksi dan mengontrol agar tidak terjadinya hegemoni dan imperialisme terhadap bahasa Indonesia, karena keduanya adalah kawan sepermainan yang akrab bagi bahasa Indonesia namun tentu saja berbahaya. Harus diakui bahwa jika tidak ada kewaspadaan maka proyeksi bahasa Indonesia akan kian luntur. 

Bahasa persatuan seolah diperkosa dalam ruang publik oleh anggapan remeh yang lahir akibat hegemonisme dan imperialisme bahasa terhadap bahasa Indonesia. 

Kita tentu tidak mau kehilangan bahasa persatuan juga tidak menginginkan adanya hegemonisme dan imperialisme bahasa dalam ruang publik. Karena itu, penggunaan bahasa Indonesia dalam ruang publik perlu diperhatikan. Karena kalau hal ini diabaikan, yang ada adalah kekacauan bahasa.

Hal ini juga bukan berarti bahasa Indonesia tidak terbuka pada bahasa-bahasa lain, tetapi yang dimaksudkan adalah penguatan akar jati diri manusia Indonesia sebagai manusia Indonesia dan bukan manusia daerah ini atau itu atau orang asing di ranah publik. Bahasa Indonesia boleh terus berubah dan bertumbuh lebih kompleks, namun mesti tetap setia kepada substansinya sebagai bahasa persatuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun