Masa ketika duduk berdua denganmu ialah suatu kebahagiaan yang tak ternilai.Â
Hari demi hari kita lewati bersama, hingga kebahagiaan itu telah bermetamorfosis menjadi rutinitas yang menjadikannya sebuah kepenatan.
"Kepenatan" inilah yang menghasilkan perselisihan diantara kita. Gula yang manis itu t'lah hangus dan terasa pahit. Aku bosan mendengar setiap kata manis dari mulutmu, Aku bosan dengan rayuan manismu di hari-hari yang terasa sangat sulit.
Kusadari, bahwa aku tak dapat menemukanmu dalam hati ini, dimanakah kau?
Mencari dirimu, t'lah membuatku tersadar bahwa kau tidaklah meraja dalam hati ini; hingga akhirnya kuputuskan untuk menciptakan jarak diantara kita.
Hari demi hari t'lah kulalui sendiri tanpamu,
Hingga akhirnya aku mengerti apa artinya dirimu dalam hidupku.
Memang cinta akan menjadi lebih bermakna pada hari perpisahan tiba dan mustahil untuk kembali menatap masa depan bersama.
Cinta bukanlah kisah bahagia semata.
Namun cinta tak akan menjadi bermakna,
sebelum ia dijalani, dirasa, dan bermetamorfosis menjadi sejarah.