Mohon tunggu...
Michael Chrysanthus Dumatubun
Michael Chrysanthus Dumatubun Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tidak Mau Jadi Petani

12 September 2022   11:54 Diperbarui: 12 September 2022   12:56 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tidak Mau Jadi Petani

Oleh: Michael C. Dumatubun

Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi yang sangat besar. Potensi tersebut disebabkan karena keadaan geografis yang membuat Indonesia memiliki dua cuaca atau iklim. Dengan faktor tersebut, berbagai sektor pertanian, peternakan, pertambangan, dan perikanan menjadi sektor yang sangat unggul dalam pasar internasional dan nasional. 

Hal tersebut juga membuat Indonesia memiliki julukan negara maritime, dengan begitu Indonesia dapat dibilang sebagai negara yang kaya akan SDA (Sumber Daya Alam) dan SDM (Sumber Daya Manusia)nya.

Dijaman sekarang, dapat dilihat dampak dari pandemic covid-19 membuat Indonesia dan pemerintahnya kesusahan dalam bidang ekonomi. Berbagai cara mereka cari, berbagai jalan mereka buntuti, tetapi dampak pandemic covid-19 sangatlah besar sehingga pemerintah sendiri kewalahan dan masyarakat semakin di bingungkan. 

Dengan ketegangan tersebut, pemerintah melihat bahwa sektor pertanian dapat menjadi solusi dan pacuan untuk menutup jalan buntu yang sedang dialami. Pelbagai bentuk cara mereka lakukan untuk meningkatkan kualitas panen dari para petani, nelayan, peternakan, dan penambangan. Jalan yang awalnya buntu, dapat dicicil satu per satu dengan kemungkinan yang telah didapatkan.

Dapat dilihat bahwa betapa pentingnya hasil panen dari para petani. Sekarang pemerintah terus mengembangkan wilayah-wilayah atau daerah-daerah yang ada di Indonesia untuk meningkatkan serta menyuburkan tanaman, tumbuhan, dan hasil-hasil panen yang ada di Indonesia. Sebagai contoh, Daerah Jawa tengah memiliki luas wilayah sebesar 1.821.983,17 ha dan lahan-lahan tersebut dipakai untuk menanam padi. Padi-padi tersebut meraup untuk sekitar 9.655.653 ton.

Kekayaan yang begitu melimpah ini menjadi sebuah tolak ukur gengsi bagi anak-anak muda jaman sekarang. Anak-anak muda sering mengeluhkan permintaan untuk menjadi seorang petani. Di mata anak muda, petani hanyalah sebuah pekerjaan yang bisa dibilang "tidak tepat" untuk jaman sekarang. 

Menjadi petani pun memiliki banyak resiko, mulai dari hasil panen, lahan yang ada, iklim atau cuaca yang mempengaruhi, dan lain-lain. Tertanam baik hal ini hingga menjadi stigma bagi khalayak masyarakat terutama anak-anak muda. Padahal jika mau dilihat, keuntungan yang didapat sebagai seorang petani pun besar dan berdampak bagi negara juga.

Besar keuntungan yang di dapat sebagai seorang petani, tercatat hampir milyaran-triliunan rupiah. Tetapi meski begitu, banyaknya penolakan untuk menjadi petani tetap terjadi oleh para anak muda. 

Hal inilah yang menjadi sebuah kemirisan bagi negara kita ini. Banyaknya lahan, program dan kebijakan yang sudah dilakukan oleh pemerintah, dibuat sirna hanya karena tidak adanya pekerja yang dapat mengolah lahan-lahan kosong di berbagai daerah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun