Mohon tunggu...
Miarti Yoga
Miarti Yoga Mohon Tunggu... Penulis - Konsultan Pengasuhan

Mengenal Diri, Mengenal Buah Hati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mereka dan Persepsi Kita

23 Agustus 2021   08:02 Diperbarui: 23 Agustus 2021   08:07 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap kita, memiliki performa yang berbeda. Pun dengan anak. Bahkan bagi para orangtua yang memiliki anak lebih dari satu atau lebih dari dua, tentu akan sangat mudah mencerna perbedaan yang ada pada masing-masing putra/putrinya secara kentara. 

Bagi seorang guru pun demikian. Seorang guru akan sangat merasakan perbedaan dari masing-masing siswanya. Bahkan seorang guru bisa membuat satu simpulan bahwa menghadapi 25 anak berarti menghadapi 25 karakter.

Dan dari perbedaan itulah, kita bisa mengenali masing-masing. Bahkan dengan perbedaan itu pula, secara tidak langsung kita tercerdasakan untuk menyikapi setiap masalah yang muncul pada diri mereka masing-masing. Contoh;

  • Ada yang sangat pendiam, namun ada pula yang sangat ekspresif.
  • Ada yang menjadi inisiator, namun ada pula yang lebih pasif dan lebih banyak menunggu atau hanya menjadi pengikut saja.
  • Ada yang reaktif saat menghadapi insiden atau saat menghadapi ejekan teman, namun ada pula yang eazy going dan tidak terlalu mempedulikan masalah yang ada di sekitar.
  • Ada yang dramatis menyampaikan masalah, ada pula yang lebih terampil menyelesaikan masalah.
  • Ada yang tipe pemimpin, tipe manajer, dan adapula yang cenderung sebagai guru spiritual.
  • Ada yang selalu memilah-milah teman dan merasa nyaman jika berteman dengan orang tertentu, namun ada pula yang tampak tak bermasalah dalam berteman dan dalam lingkungan mana saja (friendly).
  • Ada yang lebih tertarik dengan musik, dengan craft, dengan menggambar, dan ada pula pula yang bersemangat untuk presentasi dan public speaking.

Dari keunikan itulah, kita dibuat takjub bahwa mereka itu berbeda. Kita dibuat kagum bahwa mereka punya kelebihan masing-masing dan memiliki kemungkinan masa depan yang beragam berdasarkan kelebihan yang mereka punya.

Namun yang sangat disayangkan adalah, kita lebih banyak membuat generalisasi terhadap keberagaman mereka dengan penghakiman bahwa mereka adalah sumber masalah. 

Penghakiman seperti ini tentu sangat tak adil, dimana sekian banyak kelebihan terdapat di balik performa atau tingkah lakunya yang menurut kita sangat menggangu.

Pada dasarnya, munculnya perbedaan diantara mereka adalah wajar. Namun yang tidak wajar adalah penyikapan kita --para orangtua-. Seringkali kita menghakimi perbedaan tersebut sebagai sebuah WATAK PERMANEN yang sulit sekali untuk "diluruskan". 

Seringkali kita menyebut-nyebut kelemahan mereka secara verbal bahwa mereka adalah anak yang tidak sabar, anak yang cengeng, anak yang tidak tahu aturan, anak yang susah diingatkan, anak yang tak mau mengerti keadaan orangtua, dan label-label lain yang "seolah-olah" menjadi ciri khas atau telah menjadi karakter.

Sebagai orang tua pembelajar, segala dinamika yang ada adalah bahan belajar umtuk kita mampu menghadapi anak-anak dengan bijaksana dan dengan penilaian yang adil..Semoga ketetpatan persepsi kita tetap terjaga.

Terima kasih dan salam pengasuhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun