Mohon tunggu...
Mia Rosmayanti
Mia Rosmayanti Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Menulislah dan jangan mati.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Anak-Anak Bintang

25 Mei 2023   18:39 Diperbarui: 25 Mei 2023   18:52 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustration by 三上 唯: @mikamiyui_  

“Terima kasih banyak untuk hari ini, ya. Aku duluan.”


Baca juga: In a Dark World

“Hati-hati, ya.”

Suara-suara itu terdengar tanpa henti bangai dengungan lebah dari ruang ganti ini. Aku tidak perlu cepat-cepat keluar dari sini. Seperti biasa, aku akan menjadi orang terakhir yang keluar dari tempat ini. Hanya dengan cara seperti itulah, aku tidak perlu berbasa-basi dengan orang lain. 

Seharian bekerja saja sudah sangat melelahkan, aku tidak perlu tambah membuang-buang energiku untuk meladeni perkataan tanpa hati dari orang lain.

……

Baca juga: Pulang

Langit kota ini selalu terlihat abu-abu dan menyedihkan. Kupikir, langit adalah cerminan dari hati orang-orang yang tinggal di sebuah kota. Segemerlap apapun bintang di langit, cahayanya tidak akan pernah bisa menembus kabut tebal dari hati orang-orang. Kesedihan, keputusasaan, perasaan terjebak, kebencian, kesepian dan kesedihan yang mendalam.

Tidak bisa melihat bintang-bintang di langit itu, membuatku merasa sangat kesepian. Aku yakin, aku bukanlah satu-satunya orang yang merasakan hal itu. Entah bagaimanapun seseorang mencoba mengelabui kehidupan kami dengan cahaya dari gedung-gedung yang gemerlapnya menyilaukan, tapi kerinduan pada sang bintang tidak akan pernah terbayarkan.

Memikirkan hal-hal seperti itu membuatku selalu ingin menangis. Meskipun begitu, meskipun sangat ingin menangis, aku harus menahannya. Aku harus mengeraskan hatiku untuk berjalan di atas duri-duri yang bertebaran di dunia yang busuk ini. Meskipun tersesat, aku harus menyingkirkan genangan air mata yang membuat pandanganku makin lama-makin buram dan menemukan jalan lain bagi diriku.

Tak peduli bagaimana akhirnya orang-orang meninggalkanku. Tak peduli walaupun tak ada orang yang bisa menemukanku dalam kabut gelap ini. Tak peduli bagaimana rasa kesepian ini nantinya membunuhku, aku hanya perlu terus berdiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun