Mohon tunggu...
ミア miyayam
ミア miyayam Mohon Tunggu... 個人ブログ

Berkarya dengan asah Menyampaikan lewat asa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Fenomena Respons Cepat Otak terhadap Tekanan

28 Januari 2025   00:58 Diperbarui: 25 Maret 2025   02:10 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Skema Anatomi Sistem Saraf Otonom (Sumber: Marieb & Keller, 2022)


Have you ever felt, “Why can't I answer correctly when the question is so easy when someone asks me a random question quickly?”.

Mungkin Anda pernah menonton salah satu video ketika seseorang memberikan jawaban yang tidak logis pada suatu kondisi atau fenomena yang seperti di atas. 

Yeah saya pikir semua orang pernah mengalami atau pernah melihat hal tersebut secara langsung atau menontonnya dari sosial media maupun televisi. Seperti yang disajikan pada clip video di atas terkait ilustrasi fenomena respons cepat otak terhadap tekanan.

Nah, apa yang sebenarnya terjadi dalam tubuh kita terkait respons tersebut? Bagaimana neurobiologis membahas fenomena respons cepat otak terhadap tekanan?

Berdasarkan ilustrasi dari clip video YouTube di atas, secara keseluruhan dapat dijelaskan bahwa sistem limbik adalah sistem fungsional otak yang terdiri dari struktur-struktur otak depan yang mengelilingi batang otak. Sistem ini saling terhubung melalui jalur neuron yang kompleks dan berperan dalam mengatur memori. Sistem limbik dapat memberikan ingatan tentang hal-hal yang membuat kita merasa tertekan.

Ketika seseorang merasa tertekan, sistem saraf otonom (autonomic nervous system atau ANS) merespons dengan mengirimkan sinyal ke sympathetic nervous system. Sympathetic nervous system berfungsi dalam respons fight or flight (melawan atau melarikan diri). Sistem ini bekerja sangat cepat untuk menerjemahkan sinyal sehingga tubuh kita dapat memberikan respons, meskipun respons tersebut terkadang tidak logis atau tidak sesuai dengan rangsangan yang diterima.

Berdasarkan video di atas, bahwa seorang perempuan yang sedang bekerja disebuah agensi musik memiliki permasalahan sendiri, dapat dilihat dari ekspresi wajah yang memberikan kesan sedih (emosi) setelah mengingat kejadian tentang perlombaan lari (memori) yang dia ikuti. Lamunannya terhenti karena suara yang memanggil, kedua penyanyi tersebut meminta handuk kemudian dia langsung membuka tas dan memberikan yang diminta. Namun tanpa disadari, dia malah memberikan sebuah payung yang membuat kedua penyanyi tersebut marah dan langsung bergegas mengambil handuk dari dalam tas.

Apabila fenomena di atas dijelaskan secara psikologis, hal ini berkaitan dengan cara berpikir manusia. Menurut Kahneman (2020), cara berpikir manusia terbagi menjadi dua sistem, yaitu:

  • Sistem 1 (berpikir cepat): Bekerja secara otomatis dan cepat, dengan sedikit atau tanpa usaha, serta tidak melibatkan perasaan yang disengaja.
  • Sistem 2 (berpikir lambat): Membutuhkan perhatian dan usaha, misalnya untuk melakukan perhitungan yang rumit. Sistem ini berkaitan dengan pengalaman subjektif seseorang, seperti saat memilih atau berkonsentrasi.

Fenomena respons cepat otak terhadap tekanan dapat dihubungkan dengan sistem berpikir cepat (fast thinking), karena otak merespons dengan cepat tanpa memerlukan kontrol sadar. Secara neurobiologis, hal ini melibatkan sistem saraf otonom (autonomic nervous system atau ANS), yang bertanggung jawab mengatur fungsi tubuh secara otomatis. Autonomic nervous system terdiri dari:

  • Sympathetic nervous system: Berperan dalam respons fight or flight (melawan atau lari dari bahaya).
  • Parasympathetic nervous system: Berperan memberikan ketenangan setelah respons tubuh terjadi.

Berikut adalah skema anatomi sistem saraf otonom pada Gambar 1.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun