Mohon tunggu...
Trismiati
Trismiati Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

*Belajar Tak Kenal Usia* Anggota FKPPS (Forum Komunikasi Psikolog Puskesmas Sleman) dan IPKINDONESIA wilayah DIY

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gawai dan Risiko Adiksi Pornografi

30 Agustus 2020   15:34 Diperbarui: 30 Agustus 2020   15:31 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tulisan ini bermula dari kasus yang datang ke ruang konsultasi saya beberapa bulan lalu. Seorang anak laki-laki usia 11 tahun kelas 5 SD, sebut saja Budi, datang bersama ibunya. Seperti anak-anak sekolah lainnya saat ini Budi bersekolah dirumah karena pandemi Covid. 

Namun, ditengah maraknya masalah karena Covid-19, di lingkungan rumah Budi juga dihebohkan soal perilaku Budi yang baru diketahui, yaitu mengambil pakaian dalam (celana dalam) perempuan, selain itu beberapa orang tua tetangga Budi mendapat cerita dari anak-anak mereka bahwa Budi menyuruh mereka untuk mengintip orangtua saat malam hari atau saat orangtua sedang berdua.

Hal ini tentu saja membuat orangtua malu, sedih serta marah. Ada pula rasa kuatir dari orangtua dan tetangga apabila perilaku Budi akan berkembang lebih parah hingga remaja dan dewasa. Sebab itu, tetangga dan perangkat dusun menyarankan agar Budi dibawa ke Psikolog Puskesmas untuk konsultasi.

Berdasarkan informasi dari orangtua, dalam hal ini ibu, didapatkan cerita bahwa Budi memang biasa melihat hp dari sebelum wabah pandemi dan bertambah sering ketika harus bersekolah dirumah saat pandemi. 

Apa saja yang dilihat Budi melalui hp, ibu tidak tahu pasti. Ibu mengaku yang lebih banyak dirumah adalah ayahnya dan nenek Budi karena ibu bekerja di pabrik setiap hari kecuali hari libur.

 Menurut ibu, Budi sebetulnya anak yang baik, selama ini cukup penurut, tidak banyak membantah, terkadang 'ngeyel' tapi dalam batasan yang wajar pada usia anak-anak. 

Budi juga mempunyai teman yang cukup banyak dirumah, biasa bermain sepeda, dan permainan yang lain. Sehingga ibu merasa kaget dan malu dengan apa yang dilakukan Budi. Ayah juga menjadi marah dan saat ini dirumah sering melampiaskan marah pada Budi dengan lisan bahkan kadang memukul. Budi sendiri saat ini murung, tidak mau bermain ke luar rumah karena malu dengan teman dan tetangga.

Dari cerita Budi didapatkan gambaran hubungannya dengan orangtua. Menurut Budi, ia takut pada ayah, karena ayah sering marah, kadang ayah memukul tanpa Budi mengetahui kesalahannya. 

Nenek dirumah juga kadang memukulnya dan sering mengomeli. Budi merasa ia lebih nyaman dengan ibu, walaupun ia tidak bisa cerita semua hal, karena ibu sibuk bekerja dari pagi hingga sore. 

Ayah banyak dirumah karena sebagai petani dan beternak kambing ayah tidak harus bekerja sepanjang hari. Budi mengaku sering melihat hp ayah saat harus bersekolah di rumah saat ini. Ia menceritakan di dalam hp ayah terdapat banyak gambar dan video yang 'kayak gitu'. 

Budi juga menceritakan di hp orang tua adik kelasnya di SD juga ada gambar dan video seperti itu. Budi sudah lebih dulu diajak melihat oleh adik kelas tersebut sebelum kemudian melihat di hp ayah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun