Mohon tunggu...
Mia Dwi Ningsih Harahap
Mia Dwi Ningsih Harahap Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jambi

Administrasi pendidikan 2018

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan Etnis dengan Pendidikan Multikurtural?

14 April 2021   00:15 Diperbarui: 14 April 2021   00:50 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, dan bakat yang dibutuhkan oleh dirinya, dan masyarakat. Indonesia merupakan salah satu negara Asia Tenggara, bahkan negara yang memiliki banyak pulau di dunia. Indonesia beraneka ragam sumber daya alam dan sumber daya manusia serta etnik yang memiliki variasi. 

Etnik adalah kelompok manusia, dan suku mereka biasanya diidentikkan satu sama lain atas dasar bahwa mereka dianggap sebagai keturunan yang sama. Ciri-ciri identitas ras dikenali oleh orang lain dan ciri-ciri kelompok itu sendiri, seperti kesamaan budaya, agama, bahasa, tingkah laku, dan ciri-ciri biologis. 

Saya akan mengambil contoh dari keluarga saya dimana ibu dan ayah saya mempunyai etnik yang sama yaitu batak. Suku Batak adalah salah satunya Suku yang bisa diketahui publik dengan berbagai keunikan dimilikinya. Mulai dari pernikahan atau kematian, Tari, lagu daerah dan Ada banyak yang unik Atau ciri-ciri suku batak Ini. 

Tetapi, walaupum sama-sama suku batak ada yang membedakan mereka yaitu "marga" yang mana ayah saya bermarga "harahap" sedangkan ibu saya marga "rangkuti". Didalam kehidupan sehari-hari saya bahasa yang sering dipakai didalam rumah berbahasa batak dan Bahasa jambi. Penggunaaan bahasa jambi dikarenakan saya lahir dan besar dijambi. Sehingga seringkali Ketika saya dirumah menggunakan Bahasa jambi. Seringkali orang berpesepsi atau beranggapan suku batak masih banyak yang salah kaprah tentang orang batak yang seringkali diasumsikan negatif. Contohnya saja:

  • Orang batak dikenal dengan suaranya yang nyaring dan lantang. Gara-gara suaranya yang nyaring dan lantang banyak orang yang bilang kalau orang batak ngobrol seperti lagi berantem. sebenarnya bukan begitu. Pada zaman dahulu katanya, orang Batak di kampung banyak yang tinggal di daerah pegunungan dimana jarak rumah satu dengan yang lainnya berjauhan. Jadi, kalau ingin berkomunikasi mereka harus berteriak dengan lantang agar terdengar. Sebab itu suara orang Batak sangat keras dan besar. Nah, efek teriak-teriak tadi yang sepertinya terbawa sampai sekarang.
  • Persepsi orang menganggap orang batak itu kasar dan galak. Padahal, orang Batak adalah sahabat yang sangat ramah dan setia. Mereka selalu siap membantu siapa pun. Dia terlihat menakutkan, tetapi hatinya sangat baik dan baik hati.
  • presepsi hampir semua orang batak mukanya jutek dan galak. Ya jutek dan galak pengalaman saya sendiri. Teman-teman saya menilai saya dengan kesan pertama kalinya mereka menilai saya orang yang sombong,jutek serta galak. Padahal kalau sudah kenal lebih dalam saya tidak seperti kesan pertama kali teman-teman nilai.

Namun, pada kenyataannya suku batak dikenal sifat orang-orangnya yang pekerja keras, disiplin dan tegas.

Maka dari itu, diperlukannya pendidkan multicultural yang memegang peranan penting dalam menumbuhkan sinegritas bangsa. Pendidikan multikultural merupakan upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian baik di dalam maupun di luar sekolah yang memahami berbagai status sosial, ras, suku, dan agama untuk membangun kepribadian yang cerdas dalam menyikapi masalah keragaman budaya. Terkhususnya didalam pergaulan lingkungan sekitar dimana memiliki keberagaman ras,budaya,suku dan Bahasa. 

Ketika memandang sebuah perbedaan didalam lingkungan pergaulan itu wajar-wajar saja berbeda setiap orang. Asal tidak menimbulkan konflik didalam pergaulan tersebut dan kita harus bisa saling menghargai satu sama lain dengan perbedaan itu serta sering melakukan toleransi dan dapat membantu untuk mencapai tujuan yang sama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun